Setelah mengantar Reno pulang, Fara pun langsung pulang menuju kediamannya. Mami dan papinya sepertinya belum pulang. Dia pun bergegas mandi lalu rebahan di kasur. Tak lama, dia membuka ponselnya. Dia lupa meminta nomer ponsel Reno. Dia pun mengirim pesan pada Sita.
"Ta, lagi sibuk ga?"
"Lagi di taman. Kenapa Far?" Tanya Sita.
"Aku mau minta nomor ponsel Reno, hehe," jawab Fara.
"Aku ga punya Far, ga sempet minta juga."
"Ya udah deh kalo gitu. Makasih ya udah ngenalin aku ke Reno. Hehe."
"Kamu kayanya suka ama dia ya?" Tebak Sita.
"Iya. Dari pertama ketemu ma dia, aku dah suka. Dah dulu ya Ta, nanti dilanjut, aku mau beresin dokumen magangku."
"Oke deh."
Sita dan Dafa sedang berada di taman. Setelah magrib, mereka pergi ke taman sakura. Di sana sudah banyak yang berjualan. Dafa pun bergegas membeli dua permen kapas. Saat Dafa menghampiri Sita, dia melihat Sita sedang senyum-senyum melihat ponselnya.
"Senyum-senyum sendiri. Kenapa Ta?" Tanya Dafa sambil menyerahkan permen kapas pada Sita.
"Hehe, ini Fara nanya nomor ponsel Reno. Aku ga punya." Jawab Sita.
"Tumben dia nanya nomor ponsel Reno?" Tanya Dafa.
"Dia suka sama Reno. Jarang-jarang dia suka ama orang. Selama ini, dia selalu dingin. Pencapaian yang luar biasa. Baru ketemu sekali, dah langsung suka."
Dafa menghela napas panjang. Dia senang mendengar berita ini. Jadi Sita ga akan ada yang ganggu, pikirnya.
"Bagus dong. Fara mulai tertarik pada lawan jenis, dia mulai memikirkan masa depan. Ayo makan permen kapasnya, kalo dah abis, kita beli lagi." Kata Dafa.
"Ga ah. Nanti sakit gigi, hehe." Jawab Sita.
"Udah dipikirin besok mau ke mana Ta?"
"Udah. Aku pengen naik bianglala asli. Dan semua wahana yang ada di sana. Aku pengen naik semua permainan yang memicu adrenalin, halilintar, kayanya menyenangkan." Sita menjawab sambil tersenyum.
"Aku setuju. Mari kita bersenang-senang di sana Ta, besok aku jemput udah ashar ya."
"Oke."
Setelah itu, mereka pun beranjak dari sana. Dafa mengantarkan Sita sampai rumah, lalu langsung berpamitan sekaligus minta izin besok pada orang tua Sita untuk pergi besok sore. Jihan dan Juna pun mengizinkan.
Sita sampai di kamarnya lalu merebahkan diri. Dia terlalu malas untuk mandi. Terlalu lelah. Tak lama ponselnya berbunyi. Notifikasi pesan dari Mira.
"Ta, dah di rumahkah?" Tanya Mira.
"Ini baru sampai. Tadi nongkrong dulu di taman sama Dafa,"
"Kamu udah tahu belum? Fara tadi nganter Reno pulang karena motornya di bengkel."
"Hmm. Pantesan Fara minta nomor ponsel Reno. Aku ga punya nomornya."