Esoknya, seperti biasa, Sita berangkat ke kantor. Mira dan Fara kuliah. Reno pun sibuk bekerja. Mereka, dengan aktivitasnya seperti biasa.
Begitu juga yang terjadi di Amerika. Dafa, Gege, dan Zidan sibuk kuliah, Dafa lebih banyak menghabiskan waktu di kampus. Banyak kelas yang harus dia kejar. Rutinitas setiap hari yang harus dijalani oleh mereka.
Aktivitas pagi itu, di mejanya, Sita ditelepon dan diminta ke ruangan Pak Zein. Sita pun mengetuk pintu.
"Masuk."
"Bapak manggil saya?"
"Duduk. Saya manggil kamu karena ada keperluan. Menurut kamu, bagaimana kinerja Reno selama 1 bulan ini?"
Tak terasa, sudah satu bulan berlalu. Hari ini tepat sebulan Reno bekerja di sini. Kerjaannya sesuai ekspektasi atasan Sita.
"Kalo menurut saya, dia cepet menyerap informasi yang saya sampaikan pak. Cekatan dan gesit. Sangat membantu."
"Pemikiran kamu sama seperti pemikiran saya. Tadinya saya ga berharap banyak pada Reno. Ternyata, semuanya sesuai dengan yang saya harapkan."
"Alhamdulillah kalo sesuai pak." Jawab Sita.
"Ngomong-ngomong, kamu ga ada hubungan dengan dia kan?"
"Ga ada pak. Hanya sebatas rekan kerja. Saya tidak suka mencampuradukkan urusan pribadi dengan urusan kantor," jawab Sita.
"Bagus. Saya mau kalian bersikap profesional karena kalian berdua termasuk divisi penting yang berhubungan dengan pekerjaan saya."
"Baik pak."
"Oke. Kalo begitu, lanjutkan pekerjaan kamu."
"Baik pak. Saya permisi.
Sita pun berlalu dari ruangan Pak Zein. Dia tak menyangka atasannya akan menanyakan perihal hubungannya dengan Reno. Mungkin Pak Zein takut mengganggu kinerja kita berdua, karena beliau sudah klik dengan Reno, pikir Sita.
"Kamu dari ruangan bos?" Kata Reno, yang tiba-tiba saja muncul di hadapan Sita. Kaget, ya begitulah reaksi Sita.
"Iya. Kenapa?"
"Bos nanyain kinerja aku ga? Kamu bilang dong kerjaan aku bagus Ta." Rengek Reno, seperti anak kecil.
"Udah aku bilangin kok."
"Terus dia bilang apa lagi?"
"Dia ga mau aku berhubungan ma kamu. Bisa mengganggu kinerja kita berdua katanya."
"Kita memang seperti orang pacaran gitu ampe bos berpikiran seperti itu?"
"Jaga-jaga aza kali. Bisa digantung aku ama Fara kalo kaya gitu, hehe." Tambah Sita.
"Aku juga bisa langsung dicincang ama Dafa, hehe. Lebih sadis kan?" Celoteh Reno.
"Udah sana kerja lagi. Aku juga mau beresin kerjaanku. Ganggu aza."