Semuanya melanjutkan makan mereka dengan tenang. Sambil berharap kabar baik dari Reno.
"Semoga Mila ga apa-apa ya." Kata Sita.
"Iya." Semuanya serempak menjawab.
"Aku pulang duluan ya. Dah mau magrib."
Sita berpamitan pada semuanya. Lalu pulang. Saat sampai di rumah, dia melaksanakan dulu kewajibannya. Setelah itu, barulah dia mengirim pesan pada Mira.
"Aku baru nyampe rumah." Lalu, Mira menelepon.
"Kenapa Ta?" Tanya Mira.
"Kamu masih inget Mila? Pacarnya Ricko?" Tanya Sita.
"Iya inget. Kenapa?"
"Dia masuk rumah sakit." Sita pun menceritakan semuanya, dari awal dia bertemu Reza dan Bian, lalu sampai dia meminta Reno menyusul ke kafe.
"Kasihan Mila. Semoga dia cepet pulih seperti semula." Kata Mira.
"Semoga ya." Hubungan telepon pun berakhir. Mira memikirkan sesuatu. Apakah masuknya Mila ke rumah sakit ada hubungannya dengan dirinya? Semoga tidak, pikirnya.
Sementara itu, Reno baru saja sampai di rumah sakit dan langsung menuju musola. Setelah itu, dia mencari kamar rawat Mila, lalu masuk. Terlihat Ricko sedang menemani Mila yang tertidur, Ricko lalu melihat ke arah Reno.
"Kita bicara di luar Ren." Kata Ricko.
"Oke."
Setelah itu, mereka berdua meninggalkan ruangan Mila dan bercakap di luar.
"Mila kenapa?" Tanya Reno, dia berpura-pura tidak tahu.
"Ini semua salahku Ren." Kata Ricko sambil menambahkan, "Dia tahu aku menyukai Mira." Reno terdiam. Jadi karena Mira.
"Lalu?"
"Dia memilih mengakhiri hidupnya dan membuatku bebas mendekati Mira." Ujar Ricko dengan nada sedih. Penampilannya sangat kacau, rambut acak-acakan, begitu juga pakaiannya.
"Dari awal aku dah bilang, jauhi Mira." Kata Reno.
"Aku tahu. Dan aku sangat menyesal Ren. Saat Mila koma, aku menyadari semuanya. Semoga belum terlambat. Aku takut kehilangan dia," kata Ricko sambil terisak.
"Kamu melakukan hal yang benar. Mila perempuan baik-baik. Dia juga sangat mencintaimu. Dia berhak mendapatkan yang terbaik." Kata Reno.
"Aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuknya dan melupakan Mira." Kata Ricko.