Tawa di Antara Sejuta Lara

Evika Dewi Susana
Chapter #48

Bab 48 Sore itu

Paginya, Sita bersiap akan pergi ke kantor. Dia sengaja ga meminta Mira mengantarnya. Dia akan memesan ojek online. Setelah selesai sarapan, dia pamit pada orangtuanya. Saat tiba di depan gerbang, Restu sudah menunggunya.

"Ayo naik." Kata Restu sambil menyerahkan helm.

"Aku baru mau pesen ojek online. Temenku ga bisa anter hari ini." Jawab Sita.

"Udah ga usah pesen. Ayo naik." Pinta Restu.

Sita pun malas berdebat. Dia memakai helmnya dan naik ke motor Restu. Tak lama, mereka sampai di kantor Sita.

"Makasih."

"Sama-sama. Motormu nanti siang beres. Aku nanti anter ke rumah sama Hendra. Sore kujemput." Kata Restu sambil berlalu.

Belum sempat Sita protes, Restu sudah melajukan motornya. Dasar aneh, kenapa ga diantar ke kantor motornya? Pikir Sita. Ah sudahlah, dia ga mau pusing.

Saat akan masuk, Rifa menghampirinya.

"Eh kita barengan datengnya. Aku baru naro motor di tempat parkir. Kok tumben naik ojek Ta?" Tanya Rifa.

Sita pun menceritakan kejadian yang menimpanya dua hari yang lalu sambil mereka berjalan masuk lift.

"Jadi tadi yang nganter kamu, orang yang nabrak motormu?" Tanya Rifa.

"Iya. Motorku belum beres. Katanya siang ini mau dianter ke rumah."

"Jadi kemarin sore, kamu juga dianter dia?" Tanya Rifa.

"Iya. Reno masih di luar kantor ama Pak Zein. Mira juga sedang packing. Aku tadinya mau naik ojek, tahu-tahu dia udah ada di lobi." Jelas Sita.

"Sori ya. Aku sebenernya pengen anter kamu pulang sore ini. Tapi aku ada janji dengan marketing Buana Putra, hehe." Kata Rifa.

"Pacaran terus. Ga apa-apa. Kalo Reno udah pulang, aku mau minta anter dia aza." Jawab Sita.

"Bukannya tadi Restu bilang mau jemput kamu?" Tanya Rifa.

"Bilangnya sih gitu. Aku ga enak repotin dia terus. Mana ke bengkel dari dia semua biayanya. Padahal yang melamun saat itu aku. Jadi bukan salah dia." Jelas Sita.

"Mungkin dia merasa bertanggung jawab. Bagus dong. Jarang ada lelaki seperti itu. Biasanya kebanyakan kabur, hehe." Kata Rifa.

"Makanya, aku jadi ga enak. Aku duluan ya." Saat lift menunjukkan angka 5, Sita pamit pada Rifa.

"Oke." Jawab Rifa.

Sita pun menyimpan tasnya lalu menuju pantry. Dia akan membuat kopi. Dan ternyata ada Reno di sana, sedang membuat kopi juga.

"Tumben pagi-pagi dah di sini. Kemaren nyampe kantor jam berapa Ren?" Tanya Sita. Mereka pun bercakap-cakap sambil ngopi.

"Jam 7. Lebih cepet dari dua hari lalu, nyampe jam 9 an. Kamu pulang ama siapa? Maaf ya aku ga bisa anter." Ujar Reno.

"Ga apa-apa. Kamu pasti sibuk. Aku dianter Restu."

"Orang yang nabrak kamu?" Tanya Reno.

Lihat selengkapnya