Setelah kurang lebih 12 jam di pesawat, sampailah mereka di bandara di sebuah kota di Amerika. Terlihat Dafa, Zidan, dan Gege sudah menunggu mereka.
"Itu mereka, yuk ke sana." Ajak Fara.
"Oke." Kata Mira.
Sedangkan Sita, jangan ditanya, dia sedang berusaha mencoba menghadapi Zidan. Kamu pasti bisa, Sita, pikirnya.
"Hai semuanya." Kata Fara pada mereka bertiga.
"Hai." Mereka kompak menjawab.
"Kalian pasti lelah, yuk kita langsung anter ke hotel." Ajak Dafa. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Mereka pun masuk ke dalam mobil. Dafa sengaja menyewa mobil untuk beberapa hari, selama mereka ada di sana. Kurang lebih 20 menit mereka sampai di sana. Mereka bertiga mengantarkan sampai ke dalam kamar hotelnya.
"Aku sengaja pilih satu kamar. Ga apa-apa kan? Kasurnya juga aku pilih yang double bed." Kata Dafa.
"Ga apa-apa Daf. Makasih ya. Kita memang pengen 1 kamar, hehe." Kata Mira.
"Ya udah. Kalian mandi dan istirahat. Nanti kita tunggu di lobi untuk makan malam." Kata Gege.
"Oke." Jawab ketiganya.
Saat Gege dan Zidan turun ke lobi, Dafa ga ikut. Dia ingin berbicara dengan Sita.
"Kalian duluan aza. Ada yang harus aku bicarakan dengan Sita." Kata Dafa pada Gege dan Zidan.
"Oke." Kata Zidan dan Gege. Gege memahami perasaan Dafa. Berbulan-bulan ga bertemu, pasti ada banyak hal yang mau diomongin. Berbeda dengan Zidan, dia terlihat sendu. Dia masih cemburu melihat Dafa dan Sita.
"Masuk Daf. Aku dan Mira mau mandi dulu. Kamu bisa ngobrol ama Sita." Kata Fara.
"Iya sini masuk sayang. Kita bicara di balkon ya." Ajak Sita.
"Pake dulu jaketnya sayang, di luar dingin." Kata Dafa.
Sita pun memakai jaketnya lalu mereka berdua duduk di sofa balkon.
"Aku kaya mimpi. Kamu ada di sini sunshine."
"Aku juga. Aku kangen Daf."
Mereka lalu refleks berdiri dan saling memeluk.
"I miss you so much sunshine."
"Sama. Miss you much." Setelah puas, mereka melepaskan pelukannya. Sita berdiri di pembatas balkon, memandang ke bawah.
"Indah banget pemandangan dari sini. Makasih ya sayang, udah memilihkan hotel dengan pemandangan seindah ini."