Jika Fara dan Zidan sedang asyik di butik Prilly, begitu juga dengan Dafa dan Sita. Mereka seperti tak terpisahkan. Setelah joging, mereka semuanya berpisah. Sita memilih untuk jalan kaki ringan bersama Dafa.
"Kamu ga cape sayang dilanjutin jalannya?" Tanya Dafa.
"Ga. Tadi kan cuma lari tiga puteran. Sekarang jalan kaki ringan. Melemaskan otot-otot kakiku biar ga kaku." Jawab Sita.
"Di Indo kamu jarang joging?"
"Jarang. Kalo lagi pengen aza. Kebetulan di sini kan udaranya masih seger. Yuk jalan lagi Daf." Ajak Sita.
"Ayo." Kata Dafa. Mereka berjalan beriringan. Setelah beberapa putaran, mereka istirahat dulu. Lalu melanjutkan lagi.
"Setelah ini kita cari sarapan ya. Ini udah jam 9 loh. Nanti kamu kelelahan plus kelaparan sayang." Kata Dafa lembut.
"Iya sayang. Sebentar lagi ya. Dua puluh menit lagi." Mereka pun melanjutkan jalan santai sampai keringan pun bercucuran. Setelah dua puluh menit, mereka pun beristirahat.
"Istirahat sebentar ya. Sambil lap keringat." Kata Sita.
"Iya sayang. Minum dulu biar seger." Kata Dafa sambil menyerahkan minumannya pada Sita.
"Makasih ya sayang."
Setelah cukup lama istirahat, Dafa mengajak Sita sarapan di sebuah resto kecil tapi ramai.
"Rame banget restonya Daf?" Tanya Sita.
"Iya. Ini resto menyediakan menu nusantara sayang. Menu Western juga ada. Jadi banyak yang ke sini. Harga juga terjangkau kantong mahasiswa." Jelas Dafa.
"Oh gitu. Yuk masuk. Itu ada kursi kosong." Ajak Sita.
"Ayo." Mereka pun duduk dan mulai memesan makanan.
"Ternyata ada nasi uduk di sini. Ga nyangka, hehe." Kata Sita.
"Pasti ada. Resto ini buka ampe jam 11. Nanti buka lagi sore khusus untuk dinner." Jelas Dafa.
"Nasi uduknya kayanya enak. Aku lihat orang-orang makan dengan lahap." Jelas Sita sambil sesekali melihat sekeliling.
"Iya. Emang enak Ta. Aku ma Gege sering sarapan di sini. Zidan jarang sarapan, dia selalu ke kampus lebih pagi ataupun masak sendiri."
"Pantesan tahu rasanya. Sering ke sini ternyata."
"Iya. Aku ma Gege sering pergi berdua mencari kuliner. Kita dah hapal daerah sini yang makanannya enak." Kata Dafa.
"Kamu pasti akan merindukan semuanya di sini Daf." Ujar Sita.
"Pasti sayang. Rindu kuliner dan kampus serta apartemen. Yang selalu menemaniku setiap hari. Menemani sampai aku ada di titik ini. Selain kamu yang selalu menyemangatiku, yang jauh di sana." Kata Dafa sambil menggenggam jari Sita.