Tawa di Antara Sejuta Lara

Evika Dewi Susana
Chapter #64

Bab 64 Pagi yang Muram

Sementara itu, Mira dan Gege, setelah selesai joging, berencana sarapan dan mencari kuliner yang paling enak di sana. Mira tidak terlihat lelah sama sekali. Dia sangat bersemangat.

"Mau sarapan dulu? Itu ada kedai yang jual makanan siap saji." Ajak Gege.

"Ayo. Aku mau burger ma hotdog aza. Kayanya enak. Beda ama di Indo kali ya." Kata Mira.

"Iya enak. Aku sering beli." Mereka pun mendekati gerobak penjual makanan siap saji tersebut. Saat sedang antri di sana, ada yang menghampiri mereka.

"Hai Ge. Dah lama ga ketemu. Apa kabar?" Tanya seorang perempuan bule dengan rambut blondie.

"Hai Hera. Baik." Jawab Gege.

"Hai Ge." Jawab perempuan bule satu lagi, keduanya berambut blonde dan bermata biru.

"Hai Steph." Jawab Gege.

"Lagi antri?" Tanya Hera.

"Iya. Eh kenalin, ini kekasihku, Mira." Kata Gege memperkenalkan Mira pada kedua temannya. Mereka pun berkenalan. Hera agak terkejut saat Gege mengenalkan kekasihnya. Dari dulu, Hera selalu gencar mendekati Gege, tetapi Gege selalu menjaga jarak.

"Zidan apa kabarnya Ge?" Tanya Stephanie, perempuan yang bersama Hera.

"Baik."

"Aku sering mengajaknya keluar, tapi dia ga pernah membalas pesanku satu pun. Apa dia sedang sibuk?" Tanyanya.

"Iya. Dia banyak projek." Jawab Gege.

"Aku ga tahu kamu udah punya kekasih. Selama ini kamu selalu sendiri Ge." Kata Hera dengan tatapan sendu. Pantas susah sekali mendekatinya, pikir Hera, ternyata dia udah punya pacar.

"Iya. Kekasihku tinggal di Indo. Jadi jarang ke sini. Paling aku yang pulang kampung." Hera masih menatap tajam pada Mira.

"Kalian dah lama pacarannya?" Tanya Hera ketus.

"Udah. Selama ini kita LDR. Dan baik-baik saja." Jawab Gege.

"Aku dan Gege sering jalan bareng Mir. Kita bersenang-senang, iya kan Ge?" Tanya Hera.

"Kita hanya mengerjakan tugas Hera. Ga lebih." Jawab Gege, masih berusaha sabar.

"Tapi tetep kan mengerjakan sambil melakukan banyak hal." Kekeh Hera.

Mira yang sedari tadi merasa diperhatikan oleh Hera, tiba-tiba menjadi kesal. Apa sih maunya perempuan ini, pikir Mira.

"Hanya sebatas tugas. Itu pun bersama yang lain." Kelak Gege.

Lihat selengkapnya