Tawa di Antara Sejuta Lara

Evika Dewi Susana
Chapter #66

Bab 66 Memangkas Jarak

Sementara itu di butik Prilly, Zidan dan Fara masih tetep betah di sana. Niatnya ingin segera pulang dan mandi lalu istirahat, mendadak mereka berdua malas.

"Zi, aku masih ingin di sini. Banyak desain baju yang harus aku pelajari." Kata Fara.

"Take your time Far. Santai aza. Anak-anak juga belum ada rencana buat pergi ke suatu tempat sepertinya. Belum ada pesan masuk dari mereka." Kata Zidan sambil melihat ponselnya. Tak lama, dua pegawai Prilly datang.

"Kalian udah dateng?" Tanya Prilly.

"Morning miss." Kata keduanya.

"Kenalin, ini pegawaiku di sini. Lisa bagian administrasi dan Andin bagian umum."

Mereka semua berkenalan, lalu kedua pegawai Prilly tersebut langsung melanjutkan pekerjaannya. Fara pun lanjut membuat sketsa di meja potong.

"Kamu hanya bekerja dengan dua pegawai?" Tanya Zidan, masih nyaman duduk di sofa bersama Prilly.

"Untuk sementara aza. Aku masih bisa handle. Kerjaan belum terlalu banyak." Jawab Prilly.

"Kalo untuk taylor, kamu punya langganan sendiri?" Tanya Zidan.

"Iya. Aku punya pegawai khusus kalo itu. Ada gudangnya tersendiri. Ga jauh dari sini. Di sana ada lima pegawai khusus jahit dan potong." Jawab Prilly.

"Dan untuk bahan?" Tanya Zidan lagi.

"Kalo untuk bahan, aku juga punya langganan sendiri. Aku dah lama kerja sama ama dia. Bahannya selalu sesuai dengan yang aku mau. Ga pernah mengecewakan." Kata Prilly.

"Kamu bener-bener sudah matang mempersiapkan semuanya." Ujar Zidan.

"Iya. Di Indo juga aku udah mempersiapkan semuanya dengan baik. Karena tadinya aku berencana akan stay di sana. Ternyata, aku berubah pikiran." Jelas Prilly.

"Kamu ga akan balik ke sana?"

"Sepertinya enggak akan. Belum tahu juga sih. Lihat perkembangan di sini dulu. Kalo di Indo kan udah maju, di sini masih baru. Harus merintis lagi."

"Semangat ya. Untuk ukuran pemula, kamu udah keren."

"Makasih. Di sini, suasananya nyaman. Aku betah."

"Aku juga selama kuliah di sini, betah dan nyaman. Terutama lingkungannya." Tambah Zidan.

"Aku terbiasa di Prancis dengan segala hiruk-pikuknya. Di sana terlalu ramai. Kalo di sini, sangat tenang, karena mungkin deket ama kampus."

Lihat selengkapnya