Gege dan Mira masuk ke dalam taman. Mereka berkeliling ke sana kemari dan banyak berfoto berdua. Sangat menyenangkan, pikir Mira. Setelah itu, Mira mulai berkeliling mencari Sita dan Dafa.
"Itu mereka. Ayo ke sana Ge." Ajak Mira.
"Ayo." Kata Gege. Mira bergegas menghampiri Sita dan Dafa.
"Kalian ke sini juga?" Tanya Sita.
"Iya. Kata Mira, kalian lagi ada di taman bunga. Lalu Mira tadi nanya, ada taman bagus ga di sini. Sudah kuduga kalian di sini. Dan dia mengajakku ke sini." Kata Gege.
"Sebentar, aku pesenin teh ya." Dafa pun berlalu untuk memesan teh. Ketiganya duduk di meja yang sama. Lalu mulai bercakap-cakap.
"Indah sekali ya tamannya." Kata Mira.
"Iya. Aku ampe lelah berkeliling. Ini udah mau satu jam duduk di sini. Sambil memperhatikan sekeliling, semuanya indah." Kata Sita.
"Abis ini kalian mau ke mal kan? Ga tambah lelah?" Tanya Gege.
"Enggak." Jawab keduanya kompak. Dasar perempuan, pikir Gege, kalo ke mal, pasti ga ada istilah lelah.
"Kita belanja ya Mir. Mumpung ada donatur." Kata Sita.
"Iya bener. Gege udah sanggup traktir aku, hehe." Jawab Mira.
"Dafa juga dah kasih aku kartu, ayo kita berburu." Ujar Sita.
"Gege juga sama. Aku dikasih kartu. Makasih ya sayang." Kata Mira.
"Sama-sama sayang. Aku senang membuatmu bahagia." Kata Gege sambil menggenggam tangan Mira.
"Tapi aku masih kesel ama Hera. Bete." Kata Mira.
"Siapa Hera?" Tanya Sita.
"Perempuan yang ngejar-ngejar dia. Sekelas di kampus. Mana tadi ngirim foto mereka lagi." Ketus Mira.
"Aku kan udah bilang, aku ga punya perasaan ama dia sayang. Biarpun dia ngejar-ngejar, kalo akunya ga mau, ga akan terjadi apa-apa." Elak Gege.
"Kamu harus percaya ama Gege, Mira. Kita kenal Gege udah lama, ga setahun dua tahun. Aku yakin Gege ga akan mengkhianati kamu Mir." Kata Sita.
Dafa baru saja selesai memesan. Dia langsung bergabung.
"Kenapa Mir?" Tanya Dafa.
Sita pun menjelaskan masalahnya pada Dafa. Mengangguk paham, Dafa pun memberi nasihat kepada Mira.