Sementara itu, di kafe depan kantor Sita, Dafa dan Sita sedang asyik makan siang. Sambil menunggu makanan datang, mereka berbincang.
"Gimana di kantor hari ini sayang? Cape ya?" Tanya Sita.
"Cape banget sunshine. Aku lelah. Tetapi, tetep harus semangat. Seperti dugaanku, hari ini perkenalan CEO baru. Papa langsung menyerahkannya padaku. Walaupun papa masih terus memantau." Curhat Dafa.
"Bagus dong sayang. Kamu jadi bisa menggantikan papa. Kasihan papa. Semakin menua sayang. Semangat ya." Hibur Sita.
"Makasih sayangku. Iya, aku kalo ga inget mau nikah ama kamu, udah kabur aza dari kantor. Papa juga kasihan, udah saatnya istirahat." Kata Dafa, sambil mencium tangan pujaan hatinya.
"Nah gitu dong. Harus semangat sayang. Nanti jadi jemput?" Tanya Sita.
"Lihat nanti ya sayang. Semoga kerjaanku beres. Kalo misal aku ga jemput, kamu bareng Reno aza ya." Kata Dafa.
"Aku bisa naik ojek sayang. Tenang aza." Kata Sita.
"Maafin aku ya sayang. Kamu jadi harus naek ojek. Kalo pagi, aku usahain bisa jemput sayang." Ujar Dafa.
"Ga apa-apa. Tenang aza. Ga usah jadi kepikiran ya sayang. Aku tahu kamu pasti sibuk." Kata Sita.
Makanan pun datang, mereka lalu makan. Setelah itu, Dafa mengantar Sita kembali ke kantor. Dafa mengantar sampai lobi, di sana ternyata ada Reno yang baru dateng dari luar, sepertinya habis makan.
"Daf, baru makan ama Sita?" Tanya Reno.
"Iya Ren. Baru beres. Kamu juga abis makan?" Tanya Dafa balik.
"Iya. Biasa di Ceu Lilis, pantesan aku samperin ke mejamu ga ada. Lagi makan ama yayang, hehe." Jawab Reno.
"Iya. Tadi Dafa nyempetin ke sini ngajak makan." Jawab Sita.
"Ren. Aku mau minta tolong. Kalo ga repot, anterin Sita pulang ya. Aku sepertinya masih banyak kerjaan." Pinta Dafa.
"Oh oke. Beres. Semoga Pak Zein ga ngajak keluar kantor ya. CEO baru pasti sibuk banget nih." Kekeh Reno.
"Ya gitu deh. Banyak banget yang harus aku kerjakan. Ya udah aku duluan ya Ren. Sayang, aku pamit ya." Kata Dafa, danĀ berlalu dari lobi.
"Kamu dijemput Dafa perginya?" Tanya Reno, sambil berjalan bersama menuju lift.
"Iya. Tadi pagi dijemput. Tapi pulangnya dia ga bisa jemput. Padahal aku bisa naek ojek atau angkot di halte depan. Nanti malah repotin kamu." Kata Sita.
"Ga apa. Beres itu mah. Yuk kita naik." Ajak Reno.