Keesokan harinya, seperti biasa Sita selesai bersiap dan turun ke bawah untuk sarapan. Ternyata, ada seseorang di meja makan yang duduk membelakanginya. Mendengar langkah dari atas, dia pun menoleh.
"Pagi Sita." Sita tersenyum.
"Pagi. Kok tumben pagi banget udah di sini Daf?" Tanya Sita.
"Iya. Kebetulan bangun pagi banget." Jawab Dafa.
"Ayo Dafa, sarapan dulu." Kata Bunda.
Sita pun duduk di meja makan dan bergabung.
"Ayah ma Reyna ke mana bun?" Tanya Sita. Biasanya mereka sarapan bersama.
"Ayah harus berangkat lebih pagi. Dan Reyna juga minta dianter ke sekolahnya. Jadi mereka pergi duluan. Sarapan juga ga sempet. Jadi tadi bunda bekelin." Jawab Jihan.
"Oh gitu. Yuk sarapan dulu Daf. Kamu dah sarapan di rumah?" Tanya Sita.
"Belum. Ga keburu." Jawab Dafa.
Ketiganya lalu melanjutkan sarapan. Setelah itu, berpamitan pada Jihan. Di teras, Dafa memakaikan Sita helm.
"Aku bisa sendiri Daf." Kata Sita.
"Ga apa-apa. Biar aku pasangin ya sayang." Kata Dafa, setelah itu dia mendekati Ducati hitamnya, lalu duduk di atasnya.
"Ayo sunshine. Nanti telat." Ajak Dafa.
"Iya sayang." Sita pun naik di belakang Dafa.
Mereka pun berlalu dari rumah Sita dan menuju kantor. Saat di lampu merah, motor Dafa ternyata bersebelahan dengan motor Restu. Sita melihat Restu, saat itu Restu pun menoleh. Semuanya kebetulan ga make helm fullface. Jadi mukanya terlihat jelas.
"Sita."
"Restu."
"Ama siapa?" Tanya Restu.
"Ini Dafa tunanganku." Jawab Sita.
"Kenalkan, saya Restu. Ini kekasih saya, Vina."
Semuanya berkenalan hanya lewat anggukan kepala. Dafa hanya tersenyum. Begitu juga Vina. Setelah lampu hijau, motor mereka berbeda jalur. Dafa langsung menuju kantor Sita. Tak lama, mereka sampai di kantor Sita.
"Nanti sore aku jemput ya sayang." Kata Dafa.
"Kamu katanya lagi banyak kerjaan?" Tanya Sita.
"Hari ini ga terlalu banyak. Aku dah beresin sebagian besar kemarin. Met kerja ya sunshine." Kata Dafa.
Saat Dafa berkata seperti itu, Reno lewat di depan mereka sambil tersenyum.
"Duh pagi-pagi dah kaya gini. Jadi ngiri." Celoteh Reno.
"Ini mah udah biasa ya sayang." Kata Dafa sambil melirik Sita.