Setelah selesai bertukar pesan dengan kekasihnya, Sita melanjutkan pekerjaannya lalu menyiapkan beberapa berkas.
"Kamu udah siap? Ayo. Semua berkas masih di sana." Ajak Zein.
Mereka pun berlalu dari kantor. Di jalan, Sita hanya melamun. Entah apa yang dia pikirkan. Tak terasa mobil telah sampai di lobi. Zein melihat Sita sedang melamun.
"Ayo turun." Ajak Zein. Mereka pun langsung menuju lift dan menuju lantai 10. Sita ga sempet lihat kiri kanan, dia hanya mengikuti Zein. Setelah sampai, mereka bertemu sekretaris lelaki seumuran Reno.
"Pak Zein, silakan masuk. Sudah ditunggu." Kata sekretaris tersebut.
"Terima kasih." Mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan direktur.
"Selamat siang Zein. Selamat datang. Silakan duduk." Sita mendongak, ternyata, itu adalah calon mertuanya.
"Siang Danu. Terima kasih. Kenalkan ini Sita, sekretarisku. Aspriku sedang sibuk, jadi dia yang menggantikan." Kata Zein.
"Aku sudah mengenalnya. Dia calon menantuku." Kata Danu.
Sita tersenyum mendengar penjelasan Danu.
"Apa katamu? Aku ga salah denger kan?" Tanya Zein.
"Kamu ga salah denger. Dia calon istrinya Dafa." Jelas Danu.
"Sita, kenapa kamu ga bilang ini kantor calon mertuamu?" Tanya Zein.
"Saya juga ga tahu pak. Tadi pas ke sini, saya ga lihat kiri kanan." Jawab Sita.
Tak lama, ada yang mengetuk pintu ruangan Danu. Lalu, Danu mempersilakannya masuk.
Dafa kaget saat melihat Sita ada di ruangannya.
"Sayang, kok kamu ada di sini?" Tanya Dafa spontan.
"Lihatlah Zein. Anak muda zaman sekarang. Panggilannya juga berbeda, hehe." Kekeh Danu.
"Iya bener Nu. Mereka udah terbiasa dengan panggilan seperti itu, hehe." Kekeh Zein juga.
"Aku diminta mendampingi Pak Zein ke sini. Reno lagi sibuk. Aku ga tahu ini perusahaan papa." Kata Sita.
"Duduk Daf." Kata Danu.
Danu lalu menjelaskan rincian pertemuan dengan Zein hari ini. Mereka akan bekerja sama dalam sebuah projek. Dafa tersenyum. Ini sangat bagus, pikirnya. Setelah kurang lebih dua jam, pertemuan bisnis pun selesai. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 lebih sedikit.
"Jadi udah beres semua Nu? Berkasnya nanti dibawa Sita ya." Kata Zein.
"Iya. Tinggal revisi sedikit. Dafa, bereskan semua dokumen kerja sama kita dengan Mega Data." Kata Danu.