Keesokan harinya, grup chat Mentari mendadak heboh. Pagi buta, Gege sudah mengirimkan mereka undangan. Terkesan dadakan, untungnya Gege sudah mempersiapkannya. Orangtua Mira meminta mereka menikah dulu di Indo. Hanya menikah di catatan sipil. Gegas dari pagi Gege mengurus semuanya. Dengan uang, semuanya bisa beres. Undangan pernikahan hanya dihadiri kerabat dekat. Orangtua Gege juga untungnya sudah mempersiapkan semuanya saat Gege masih di Amerika.
"Wuih. Gila. Gege, tancap gas langsung ini." Kekeh Fara di grup Mentari.
"Gercep bener Ge. Kok dadakan kesannya." Kata Dafa.
"Iya bener. Kaya tahu bulat, digoreng dadakan." Kata Sita.
"Maafkan serba mendadak ya temen-temen. Tadi malem saat orangtua Gege datang melamar, orangtuaku malah meminta menikah dulu. Karena kita akan ke Amerika. Takutnya jadi fitnah. Untuk resepsi, nanti aza gampang. Yang penting sah dulu." Kata Mira menjelaskan panjang lebar.
"Yah keduluan deh. Sayangku Sita, kita ga apa-apa ya keduluan Mira." Kata Dafa.
"Ga apa sayang. Biarin Mira dan Gege duluan. Kita menyusul." Jawab Sita.
"Acaranya bada duhur ya Mir. ku bisa izin dulu ke papa." Kata Dafa.
"Aku ga enak minta izin terus ama Pak Zein. Tapi gimana ya, aku usahain ya Mir." Kata Sita.
"Kamu datang sebentar aza ama yayangku. Nanti balik lagi ke kantor." Kata Fara.
"Oke deh." Kata Sita.
"Zidan ke mana ya. Dia mau ikut ga?" Tanya Fara.
"Aku pasti datang. Tunggu aza ya temen-temen." Jawab Zidan.
"Oke. Mir, Gege ke mana? Kok dari tadi ga komen. Semenjak kirim undangan." Kata Dafa.
"Dia ngurusin persyaratan pernikahan. Biasanya ga bisa mendadak. Tapi kata Gege bisa." Kata Mira.
"Bisa dong Mira sayangku. Pake duit aza. Beres." Kata Fara.
"Iya bener. Semua kalo pake uang, pasti beres." Kata Zidan.
"Kamu udah beli baju pengantin? Kalo belum, yuk aku anter. Mumpung masih pagi." Kata Fara.
"Gege ternyata pas kita mau pulang ke Indo, udah mesen baju pengantin ke butiknya Lily. Jadi, dia emang udah prepare semua. Persyaratan pernikahan juga udah dia urus, tapi belum semuanya." Kata Mira.