Hari berlalu, minggu berlalu, begitu juga bulan. Tak terasa sudah memasuki bulan Desember. Waktu pernikahan kakaknya Dafa pun akan segera tiba. Dafa dan Sita sudah memesan baju khusus keluarga. Begitu juga Reno dan Fara, mereka memesan baju dengan warna senada di butik Lily.
Gege, Mira, dan Zidan juga berencana akan datang. Mereka akan mengambil waktu satu minggu untuk menetap di Indo. Zidan menyerahkan supermarketnya yang diberi nama Famous Market, pada orang kepercayaannya. Kuliah juga sedang libur semesteran. Mereka sudah sampai kemarin. Dan hari ini, semuanya janjian berkumpul di kafe biasa sore pulang kerja Dafa, Sita, Reno, dan Fara.
Mira dan Gege datang duluan. Disusul Sita, Dafa, Fara, dan Reno. Mereka mulai memesan makanan.
"Pa kabar kalian? Makasih ya udah menyempatkan datang ke sini. Aku sangat menghargainya." Kata Dafa.
"Sama-sama Daf. Kebetulan lagi libur semesteran. Dan Mira juga ada yang bisa back up kerjaanya. Saat pernikahan Lily, dia masih baru di sana. Banyak juga kerjaannya." Kata Gege.
"Iya. Kerjaanku banyak banget. Aku ampe kewalahan saat itu. Alhamdulillah sekarang ada asisten." Kekeh Mira.
"Bagus dong. Ada yang bantu." Kata Fara.
"Kalian ga bareng Zidan ke sininya?" Tanya Dafa.
"Zidan beda penerbangan. Kita ambil yang pagi. Zidan masih ada yang harus diurus katanya. Dia ambil penerbangan sore." Kata Gege.
"Kamu udah cek ke dokter kandungan Mir? Siapa tahu udah isi." Tanya Fara.
"Udah. Iya, aku dah hamil, udah empat bulan." Kekeh Mira. Semuanya mengucapkan selamat pada Gege dan Mira. Tak lama makanan datang, mereka mulai makan. Saat mereka fokus pada makanan, Zidan datang bersama seseorang.
"Hai semuanya. Maaf aku terlambat. Aku baru sampai tadi subuh. Terus ada yang harus dikerjakan dan ketiduran." Kekeh Zidan. Semuanya memandangi Zidan dan seseorang yang bersamanya.
"Sinta." Kata Dafa dan Gege. Perempuan itu tersenyum. "Hai Daf, Ge." Kata perempuan itu.
"Sinta, kamu dah kenal kan ama Dafa, Gege? Itu yang di sebelah Dafa adalah calon istrinya, Sita. Yang di sebelah Gege udah tahu kan, istrinya, Mira. Dan ini sahabatku Fara dan kekasihnya, Reno. Ini Sinta, tunangan aku temen-temen." Jelas Zidan. Semuanya berkenalan satu per satu. Sinta, perempuan sederhana, memakai hijab mocca, dan pakaian serba mocca, membuatnya terlihat cantik.
"Pesen dulu Zi. Sori kita duluan. Keburu laper. Sinta, pesen juga ya." Kata Fara. Sinta hanya mengangguk. Semuanya melanjutkan makan, sedangkan Zidan dan Sinta masih menunggu. Saat sedang menunggu makanan, Lily yang melihat Fara dan Mira juga Dita, menghampiri mereka. Dia tidak melihat Zidan dan Sinta, karena posisinya membelakangi.
"Hai, kalian ada di sini juga? Pa kabar?" Kata Lily, dia memakai dress selutut, terlihat perutnya sedikit menyembul. Di sampingnya, Jason sedang memeluknya.