Sita masih terisak ditemani Fara di kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Fara mengajaknya solat. Mereka pun melaksanakan kewajibannya. Lalu, duduk kembali di ranjang.
"Makan dulu ya Ta, dari tadi, aku lihat kamu ga makan." Kata Fara. Sita hanya menggeleng.
"Aku belum laper. Aku minta tolong bawakan ponselku Ta." Jawab Sita. Fara gegas menuju meja yang ada di sana dan membawa tas Sita. Lalu Sita membuka tasnya.
"Obat apa ini Ta?" Tanya Fara. Sita terdiam dan terisak. "Ini obat pereda nyeri dan salep khusus kewanitaan. Dafa membelinya setelah kita selesai melakukannya." Air mata kembali turun. "Dan ini nota seprei di kamarku. Dafa langsung membawanya ke laundry. Dia bahkan mengganti seprei di kamarku dengan seprei yang baru, sebelumnya, dia juga menggosok noda merah dengan sabun." Cerita Sita begitu mengiris-iris hati.
"Dafa memang seperti itu Ta. Dia pasti akan melakukan apa pun untukmu. Orang yang sangat dia cintai, sepenuh hati." Jawab Fara, dengan air mata yang juga terus mengalir.
"Dia bilang, dia akan terus mencintaiku, sampai maut memisahkan kita. Dia bahkan menyebutku istrinya." Sita menangis sejadi-jadinya di pelukan Fara.
"Ikhlaskan ya Ta. Ini sudah takdir. Kamu tidak bisa melawan takdir." Kata Fara lembut. Sita hanya mengangguk.
"Di saat aku aku akan berbahagia, cobaan ini datang Far. Aku tak sanggup. Aku benar-benar tak sanggup." Kata Sita lirih.
"Aku akan menemanimu sayang. Sabar ya. Aku tahu kamu terluka sangat dalam. Tapi kamu harus mengikhlaskannya. Dafa orang yang sangat baik, dia akan ditempatkan di tempat yang paling baik juga." Kata Fara.
"Dia teramat baik Far. Dia yang menemaniku di saat-saat aku paling membutuhkannya. Sekarang, semuanya hampa. Kosong." Ujar Sita.
"Sekarang, minum dulu obatnya ya." Fara menyerahkan air pada Sita. Lalu Sita pun meminum obat pereda nyerinya. "Ini diolesin?" Tanya Fara. Sita mengangguk. "Aku keluar dulu ya. Kamu olesin aza dulu. Ga perlu ke kamar mandi. Kunci pintunya ya." Kata Fara. Sita mengangguk. Fara pun keluar. Ada Lily, Jason, dan Reno di sana.
"Sita udah sadar Far?" Tanya Lily.