Saat waktu menunjukkan pukul 6 petang, Reno mengajak Jason dan Hendra ke masjid terdekat dan melaksanakan kewajibannya. Setelah itu, mereka kembali lagi ke rumah Dafa. Lalu, Lily dan Sita ke luar dari kamar tamu yang ditempati Sita. Mereka berdua sepertinya juga sudah melaksanakan kewajibannya. Lily lalu berpamitan pada keluarga Dafa dan Sita, lalu pulang bersama Jason. Tinggallah Hendra dan Reno yang masih ada di sana.
"Sayang, aku nginep di sini ya. Kasihan Sita." Kata Fara.
"Iya sayang. Udah ngabarin mami dan papi? Besok saat pengajian, bada duhur, aku ke sini ya. Banyak pekerjaan yang tertunda. Aku juga harus handle pekerjaan Sita. Tadi bos ga sempet ke sini, dia jaga kantor." Kekeh Reno.
"Tadi aku udah ngabarin mami. Oke deh sayang, aku tunggu besok ya. Mungkin Pak Zein ke sininya besok sayang." Jawab Fara.
"Iya. Sepertinya begitu. Dia juga berteman dekat dengan Om Danu." Kata Reno.
Tak lama, Sita keluar dari kamar bersama calon mertua dan bundanya. Resik dan Jihan berjalan di sampingnya. Sita terlihat sangat lemas. Dia melirik sebentar pada Hendra, lalu naik ke atas ke kamar Dafa. Hendra merasa sesak melihat kondisi Sita.
"Aku ke atas dulu ya sayang. Kasihan Sita." Kata Fara.
"Iya sayang. Aku juga mau pamitan ama Hendra. Mau pulang." Kata Reno.
"Hati-hati di jalan ya sayang. Fokus nyetirnya. Makasih ya Hen, udah sempetin ke sini." Kata Fara.
"Iya sayang." Jawab Reno.
"Iya sama-sama Far. Sampaikan pada Sita, aku turut berduka." Ucap Hendra.
"Oke." Fara pun berlalu dari sana. Reno dan Hendra berpamitan pada keluarga Dafa dan Sita. Keduanya menuju motor mereka.
"Besok ke sini lagi Hen?" Tanya Reno.
"Iya kayanya. Sama kaya kamu, pas istirahat. Tadi Pak Jason minta ditemani." Jawab Hendra.
"Ama Restu?" Tanya Reno lagi.
"Ga. Aku sebenernya ga enak bolos terus. Malah besok aku sengaja ditugasin di wilayah sini ama Pak Jason, Restu di wilayah lain. Biar deket katanya." Jawab Hendra.