Tawa di Antara Sejuta Lara

Evika Dewi Susana
Chapter #100

Bab 100 Duka Lara (8)

Tak terasa, 40 hari berlalu begitu cepat. Sita sudah terbiasa dengan kesepian tanpa Dafa. Fara juga mulai seminggu yang lalu sudah kembali bekerja. Sedangkan Sita, Resik dan Danu memintanya istirahat dulu. Selama 40 hari itu juga, Sita menginap di rumah Dafa. Juna dan Jihan tidak melarangnya. Kadang, mereka juga ikut menginap seminggu sekali. Reyna mulai mencari-cari kuliah untuk kuliah. Dia mendaftar ke beberapa kampus negeri yang ada beasiswanya. Dan dia juga baru saja selesai ujian, tinggal menunggu pengumuman keterima atau tidaknya. Sandi juga sedang sibuk ujian mau naik kek kelas 3. Semuanya punya kesibukan masing-masing.

Setiap hari, rutinitas Sita hanya melamun dan menangis. Kadang dia turun ke taman dan memperhatikan Resik bercocok tanam di taman bunganya. Hari ini, tepat 40 hari Dafa meninggal, akan ada pengajian lagi nanti bada isya. Sita masih memperhatikan Resik berkebun. Tak terasa waktu pun sudah siang.

"Makan dulu ya sayang." Kata Resik lembut. Danu sudah kembali ke kantor. Begitu juga Sandi, dia ke sekolah. Raisya, sudah kembali lagi ke rumahnya, rumah yang diberikan Arsyad saat mereka menikah, ga terlalu jauh dari rumah Resik.

"Belum lapar ma. Mama duluan aza ya." Kata Sita.

"Mama ke dalam dulu ya, bersih-bersih ama mandi. Setelah itu, antar mama ke supermarket ya bada ashar, mau belanja bulanan. Kita naik mobil online aza ya. Sopir sedang di kantor papa." Kata Resik. Sita hanya mengangguk. Dia ga tega menolak permintaan Resik. Baru hari ini Resik memintanya ikut keluar rumah. Resik dan keluarganya sudah terlalu baik padanya.

Dia kembali membaca diary Dafa. Dia selalu membawanya ke mana-mana. Yang membuatnya teriris adalah tulisan terakhir Dafa di buku diary itu.

"Aku sudah mengambil kesucian Sita. Aku merasa bersalah. Entah setan apa yang merasukiku tadi. Aku hanya ingin menyentuhnya. Tidak berniat lebih. Saat aku menyentuh intinya, intiku juga spontan menegang. Intinya begitu lembut dan basah, membuatku ingin menyatukannya dengan milikku. Sita juga menginginkannya. Melihatnya polos tanpa busana, membuatku kehilangan akal sehatku. Batasan yang selama ini aku jaga, roboh juga. Entah mengapa, aku sangat ingin menyentuhnya malam tadi. Kita pun melakukannya, tiga kali. Dan aku sengaja mengeluarkannya di dalam. Aku ingin segera memiliki buah hati bersamanya. Aku juga ingin segera menikah dengannya. Kita akan memiliki buah hati yang lucu-lucu yang akan menemani hari-hari kita berdua. Kita akan bahagia, sayangku, Sita Laura, sunshine-ku. I love you."

Sita berlinang air mata membaca tulisan terakhir Dafa. Setelah tulisan itu, tak ada lagi tulisan. Itu adalah tulisan terakhirnya. Lalu Sita iseng membuka halaman demi halaman buku. Dan di halaman terakhir, Sita melihat lagi sebuah catatan. Sepertinya Dafa terburu-buru menulisnya karena tulisannya juga berbeda. Itu tulisan pagi hari, sebelum Dafa meninggal malam harinya.

"Entah kenapa, aku memiliki feeling kuat akan ada sesuatu yang terjadi hari ini. Tapi aku berharap, apa pun itu, semoga bukan sesuatu yang buruk. Jika terjadi sesuatu yang buruk, aku hanya berharap, kamu selalu bahagia sunshine, walaupun tanpa aku di sisimu. Aku berharap, kamu akan menemukan penggantiku, dan tidak terus berduka. Berbahagialah selalu sunshine, istriku, perempuan yang selalu aku cintai. I love you my wife."

Mengalirlah lagi air mata Sita. Dafa memiliki feeling kuat hari itu. Dia tahu, dia akan meninggalkanku selamanya, gumam Sita. Kenapa dia ga membicarakan masalah ini denganku. Waktu tidak bisa diulang kembali, ini sudah takdir, kata Sita. Dia pun naik ke kamarnya dan melaksanakan kewajibannya. Lalu tertidur. Dia terjaga saat azan ashar berkumandang. Gegas dia menyimpan buku itu di laci, dan melaksanakan kewajibannya. Lalu berganti baju dan turun ke bawah.

"Sudah siap sayang?" Tanya Resik. Sita hanya mengangguk. Keduanya memesan mobile online, tak lama mobil pun datang. Lalu keduanya menuju minimarket di daerah sana. Dan mulai berbelanja. Dua keranjang penuh terisi. Mereka mendorongnya sampai ke depan supermarket dan akan memesan mobil online. Saat akan memesan, sebuah mobil keluar dari parkiran supermarket dan berhenti di depan Sita dam Resik.

Lihat selengkapnya