Tawa di Antara Sejuta Lara

Evika Dewi Susana
Chapter #103

Bab 103 Kenanganmu

Sebulan kemudian...

Pagi itu, semuanya seperti biasa, beraktivitas. Sandi udah beres ujian, jadi sudah bebas, tapi masih harus ke sekolah. Sedangkan Danu, masih terus ke kantor, walaupun dia sangat ingin pensiun. Raisya, udah jarang ke rumah Resik.

Setelah semua pergi, Resik seperti biasa, mengurus taman bunganya, sampai waktu menunjukkan pukul 11. Alarmnya berbunyi dan dia mengeceknya, itu alarm janji temu dengan dokter kandungan di sebuah rumah sakit. Ya, Resik sudah membooking jadwalnya dari sebulan yang lalu. Sejak Sita menceritakan semuanya.

Gegas dia pun mencuci tangannya lalu naik ke kamar Dafa. "Sita, sayang, mama boleh masuk?" Tanya Resik.

"Masuk aza ma, ga dikunci." Kata Sita.

"Ayo bersiap, kita ke dokter kandungan. Jadwalnya hari ini jam 1an. Mama sampai lupa. Untung ada alarm." Kata Resik.

"Iya ma. Nanti setelah duhur ya." Kata Sita, dia ga enak menolak ajakan Resik. Sita tahu, siklusnya memang suka seperti itu. Dia ga mau memberikan harapan palsu. Dia juga tidak mual dan muntah-muntah seperti kebanyakan ibu hamil lainnya. Perutnya juga masih datar.

"Mama mandi dulu ya. Setelah duhur, kita berangkat. Biasa, pake mobil online." Ujar Resik.

"Iya ma." Sita gegas ke kamar mandi. Dia udah mandi tadi, jadi hanya mengambil wudu dan memakai mukena lalu mulai berzikir. Setelah azan berkumandang, Sita langsung melaksanakan kewajibannya. Lalu bersiap. Dia memakai setelan tunik dan joger warna peach. Dengan kerudung peach juga. Memoles sedikit wajahnya biar ga terlalu pucat.

Setelah selesai, dia turun ke bawah. Resik sudah siap menunggunya.

"Yuk. Mama dah pesan mobilnya, sebentar lagi datang." Kata Resik, sambil menggandeng Sita. Lalu tak lama, mobil pun datang. Mereka langsung naik. Mobil melaju perlahan menuju rumah sakit yang dituju.

Setelah sampai, mereka langsung menuju klinik kandungan. Ga banyak yang datang ke sana, hanya tiga pasang. Mereka duduk sambil menunggu. Tak lama, giliran Sita yang dipanggil. Resik mengikutinya. Setelah dioleskan gel, dan melihat ke monitor, perawat membersihkan gel dan meminta Sita duduk kembali.

Dokter kandungan itu, bernama Dokter Selvi, mulai berkata sambil menunjukkan hasil USG, "Selamat ya Bu Sita, anda sedang mengandung. Usianya sekitar empat bulan. Janinnya kecil sekali. Ini, ada dua kantong janin. Ibu mengandung dua bayi sekaligus. Selamat ya bu."

Sita masih terdiam dan membeku di tempat duduknya. Dia masih tak percaya dengan apa yang dikatakan dokter. Dia mengusap perutnya pelan.

"Sayang, kamu hamil. Alhamdulillah. Dia kita terkabul sayang." Kata Resik, sambil menangis.

Lihat selengkapnya