Dulu keluargaku termasuk sangat kaya. Ayahku bekerja disalah satu perusahaan ternama di Indonesia, sedangkan Ibuku memiliki toko baju yang sangat terkenal.
Saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar, aku memiliki banyak sekali teman. Semua temanku juga adalah orang yang kaya. Meskipun begitu, aku yang lebih suka mentraktir mereka, memberi hadiah baju dan sepatu yang bermerek saat mereka ulang tahun. Aku tidak menyesalinya, justru aku sangat menyukainya, aku senang melihat teman-temanku tersenyum bahagia.
Aku juga suka memberi mereka jawaban saat ulangan dan membantu mengerjakan tugas mereka, meskipun aku tidak pintar. Teman-temanku terlihat bahagia jika bersamaku. Dan lagi-lagi aku menyukainya, karena itu aku juga ikut bahagia.
Tapi saat perusahaan ayahku bangkrut dan toko baju ibuku tutup, mereka semua pergi meninggalkanku. Bahkan mereka jijik padaku dan tidak menganggapku sebagai teman.
Saat itu aku sudah tidak memiliki siapapun selain orang tuaku. Tidak ada yang mau mendekatiku, bahkan mereka selalu mengejekku dengan kata-kata yang kasar. Karena itu aku benci dengan mereka dan tidak percaya teman itu ada. Aku selalu merasa tidak butuh teman dan berpikir bahwa mereka mendekat hanya untuk memanfaatkan kita, bukan untuk sebagai teman.