Saat diperjalanan pulang lagi-lagi hujan turun, dan aku tidak membawa payung. Aku selalu lupa mengambil payungku yang ada dikelas.
Aku melihat kearah Alfi yang sedang menatap kejendela bus, ia terlihat bahagia saat melihat hujan turun. Sebenarnya apa yang membuat ia sangat menyukai hujan?, aku terus memikirkannya.
"Kau sakit apa?" Tanyaku membuka percakapan.
"Ahh i..itu bukan apa-apa" Jawab Alfi terbata-bata. Aku melihatnya terkejut dengan pertanyaanku.
"Memangnya ada ya penyakit bukan apa-apa?" Aku bertanya padanya berpura-pura tidak tahu agar ia menjawabnya dengan jujur.
"Hanya sakit biasa kok, tapi tenang aku sudah sembuh" Jawab Alfi mencari-cari alasan dan tersenyum dengan senyum palsu.
"Tapi kenapa anak-anak mengatakan kalau penyakitmu semakin parah?" Aku terus melontarkan pertanyaan padanya.
"Itu hanya kata-kata Ibuku yang terlalu khawatir padaku, tapi aku tidak apa-apa" Jawab Alfi sambil terus tersenyum. Entah mengapa aku melihat kesedihan dibalik senyumnya.
Bus telah sampai, aku dan Alfi segera turun dan mencari tempat untuk berteduh. Kami berteduh disebuah toko yang sudah tutup dipinggir jalan.
Alfi melepas jaketnya yang kali ini berwarna hitam lalu ia pakaikan padaku. Tapi aku tidak mau memakainya, aku melepasnya dan memakaikan kembali padanya, karena aku tau kalau dia yang lebih membutuhkan.