Sejarah adalah selembar kain tenun raksasa, yang benang-benang emasnya adalah para pahlawan dan peristiwa nyata. Dalam cerita ini, penulis hanya meminjam kain agung itu untuk ditenun kembali.
Di antara benang-benang emas yang sakral, disisipkanlah benang-benang baru berwarna fajar dan senja—benang-benang imajinasi. Dialog yang terucap, air mata yang jatuh, dan sumpah yang terbisik dari para tokoh sejarah adalah warna tambahan dari sang penenun.
Adapun Dirgantara dan perang lintas waktunya, mereka adalah benang sutra dari dunia lain, ditenun untuk menciptakan sebuah corak baru yang tak pernah ada.
Maka, nikmatilah corak ini bukan sebagai catatan sejarah, melainkan sebagai sebuah batik jiwa; sebuah penghormatan pada benang-benang emas asli yang menjadi inspirasinya.