5
LUKA LELAKI
Bima
Bima membuktikan bahwa dirinya tak mau diurus lagi oleh Riana, mulai dari pakaian sampai makan yang disiapkan Riana tak ada yang disentuh, sarapan yang biasa disiapkan Riana dengan tergesa-gesa kini tak digubris sedikit pun, pulang kantor disiapkan air minum teh Bima tak meminumnya, Bima tak mau dilayani oleh Riana, bahkan tidur pun Bima mengambil kamar lain dari pada harus satu kamar dengan Riana. Cukup bagi Bima untuk bersandiwara dan meminta Riana untuk melayaninya. Sepulang kantor Bima berusaha makan lebih dulu agar sesampai di rumah dia tak menyentuh hidangan yang disediakan oleh Riana, Bima mencari jalan aman, dengan mengatakan masih kenyang.
Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Bima untuk menegur Riana, soal apa pun, komunikasinya hanya disampaikan lewat anak-anaknya, si sulung Zahwa terutama. Itu pun kalau ada hal yang terpaksa, selebihnya Bima tak perduli, meski hatinya masih berdenyut dan bergetar tatkala Bima merasa rindu, namun semua coba dia tahan sekuat dia tahan dan semampu dia bisa.
Riana meminta izin untuk pergi ke luar kota ada acara kantornya yang sedang mengadakan event di Solo, Bima tak mengangguk juga tak berkata, dia hanya menulis di whatsapp-nya dengan kata ‘terserah’ Riana memang harus pergi ke acara kantornya dan tak mungkin ditinggalkan, maka berangkatlah Riana selama 4 hari. Bima tak perduli meski ada sedikit khawatir, kalau-kalau terjadi apa-apa, bagaimana pun Bima masih banyak cinta untuk Riana dan Riana tahu itu.
Selama ditinggal Riana, Bima dapat merenungkan soal perselingkuhan istrinya, betapa tidak masuk akalnya perempuan selembut Riana dan sebaik Riana dapat berbuat begitu, kalau dilihat dari karakter Riana yang bukan type seperti itu, wajahnya, sangat tidak mendukung untuk itu, adakah selingkuh terlihat dari wajahnya? Bukan begitu Bim!
Bima terjebak oleh pertanyaan sendiri, adakah prilaku dia yang tidak berkenan pada Riana selama perkawinan 17 tahun? Apa yang salah? Ekonomi? Tidak juga, hidup Bima dan Riana dibilang cukup, mereka tak punya cicilan rumah., cicilan kendaraan, paling cuma kartu kredit, itu hal yang wajarlah rumah tangga sekelas mereka. Lalu apa yang menyebabkan Riana selingkuh? Dirinyakah? Selama 17 tahun Riana tidak pernah complain soal hubungan suami istri, selama ini baik-baik saja, Bima dapat memuaskan dan memberi nafkah bathin dengan baik, yaa memang sih tahun-tahun belakangan ini rutinitas hubungan suami istri sedikit terganggu, tapi itu mungkin soal usia, Bima yang mulai sedikit bosan kadang menolak karena capek atau tak bergairah, tapi bukan hanya Bima, Riana pun seringkali demikian dan Bima tak pernah mempermasalahkan, toh sama-sama mengerti. Lalu kenapa Riana selingkuh? Salah apa dengan dirinya? Berulang-ulang dan mencari-cari sebab-musabab itu, sampai akhirnya Bima lelah sendiri dan malas membahasnya dengan diri sendiri.
Pada malam kedua Riana tak di rumah, iseng-iseng Bima membuka facebook, Bima membuka facebook Riana, Bima membaca status Riana yang juga jarang-jarang, ketika tiba pada suatu status yang membuat Bima berpikir, Riana menulis sesuatu yang perlu diteliti, seperti sebuah kalimat permohonan untuk dimengerti dan difahami oleh seseorang, entah kepada dirinya atau kepada teman-temannya, status itu mengambang.
‘Sosok itu demikian kuimpikan semenjak dulu, dan kini sosok itu datang pas di depan mata, akankah ini menjadi sebuah kenyataan?’
Lalu status lainya
‘Sanggupkah aku menghindarinya?’