TEARS OF A MAN

Bhina Wiriadinata
Chapter #12

#12 SELINGKUH DEMI SELINGKUH

12

SELINGKUH DEMI SELINGKUH

MAX

 Selingkuh yang kedua Tere adalah ketika Bagus-anak keduanya sudah berusia empat tahun, Tere berkenalan dengan seorang klien yang usianya sama dengan Max – Max dan Tere berbeda usia tiga tahun, lelaki bernama Yoseph dengan tinggi yang hampir sama dengan Max itu membuat Tere pusing tujuh keliling, bukan karena bentuk badannya melainkan Yoseph mempunyai senyum yang menurut Tere tak bisa dibandingkan dengan siapa pun termasuk Leonardo DiCaprio, apalagi Max? Tere selalu terpesona oleh Yoseph, apalagi ketika Yoseph menjemputnya sepulang kerja dengan sepeda motor ber-cc 240, Tere benar-benar melayang-layang tak kuasa menolak.

Tere senyam-senyum sendiri baik di rumah, di kantor mau pun di tempat-tempat yang dia singgahi. Lagi-lagi Max kecolongan, sementara Tere sudah kemana-mana bersama Yoseph, bahkan Tere dan Yoseph pernah pergi ke Bangkok berdua, Max percaya Tere sedang dalam tugas pengambilan gambar iklan TV-nya di Bangkok, padahal Max diamsyong-in!.  Tere menikmati empat hari di Bangkok dan sehari di Phuket sambil memakai bikini dan Yoseph memakai celana renang yang minim, dan itu membuat Tere ogah pulang, kemudian mereka ke Pattaya pantai romantis dengan pasir putih terbentang, kembali mereka memakai pakain pantai yang seronok, terakhir mereka ke Koh Samui, yang pantainya ada pulau-pulau mirip batu karang persis seperti di Raja Ampat, empat hari mereka menghabiskan waktu di Thailand dan Max tidak mengerti sama sekali.

Tuhan selalu memberi jalan bagi manusia yang tertindas dan terzolimi, begitu pun Max, bukan informasi dari teman Tere atau dari saudaranya, melainkan bukti itu datang sendiri tanpa diminta. Empat hari setelah kepulangan Tere dari Bangkok, koper itu masih tergeletak di bawah tangga, Max hendak mencari obeng untuk membetulkan motornya, karena koper itu menghalangi tempat alat-alat mekanik, Max menarik koper itu dan tanpa sengaja koper itu jatuh, kemudian terbuka begitu saja, rupanya masih ada beberapa pakaian dan alat-alat mandi yang belum dibersihkan oleh Tere, peralatan itu berhamburan begitu saja, Max hendak memasukan ke ember disebelahnya, entah kenapa sebuah celana renang berwarna orange milik lelaki dewasa dengan ukuran yang sangat minim menarik perhatian Max, diambilnya celana itu, Max merasa tidak punya celana renang seminim itu, Max tidak suka dengan pakaian yang minim-minim begitu, karena penasaran lalu Max melebarkan celana itu dan yakin bahwa itu bukan miliknya juga bukan kepunyaan perempuan.

Hati Max kemudian berdegup, ada sesuatu yang mendorongnya untuk tahu celana renang siapa? Namun Max tak menaruh curiga sama sekali tadinya, mungkin seseorang tertinggal atau karena apalah sehingga celana itu masuk ke koper punya Tere. Hati tak bisa dibohongi, pikiran Max bekerja lalu kembali bertanya-tanya, apakah mungkin Tere mencuri celana renang laki-laki? Rasanya Tere tak punya penyakit mengutil, lalu bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Max penasaran lalu membuka tempat sabun dan tas kecil yang tadi berhamburan, Max mencari sesuatu yang mungkin bisa menjawab kepemilikan celana renang lelaki itu. Jreng! Bukan hanya celana renang, ada juga alat cukur kumis dan foam-nya, serta sebuah alat kontrasepsi untuk lelaki. Kali ini Max tersinggung dan marah.

Tere terisak-isak malamnya ketika ditanya Max, Tere berkeras bahwa itu punya teman kantornya, mungkin yang salah masuk, atau temannya jail, Max tetap meminta pertanggungjawaban Tere dan Tere tetap tak mengakuinya, bersikeras bahwa itu sebuah kesalahan.

“Kalau itu karena iseng, kenapa tak dikembalikan?”

“Aku gak inget Max!”

“Lalu yang kamu inget apanya? Permainannya?”

Lihat selengkapnya