TEARS OF A MAN

Bhina Wiriadinata
Chapter #28

#28 KEPUTUSAN KSATRIA

28

KEPUTUSAN KSATRIA

BIMA

Keputusan ada pada Bima untuk mengakhiri perdebatannya bersama Riana, semua solusi tak mendapatkan hasil, tak ada titik temu, intinya Bima tak mau lagi bersama Riana meski Riana berjanji dengan sepenuh hati, Riana hanya meminta waktu untuk menyelesaikan urusannya dengan Joko Purwnto, itu saja! Bukan itu masalahnya bagi Bima, soal menyelesaikan masalah antara Riana dan Joko Purwanto itu masalah gampang, yang memberatkan bagi Bima adalah perbuatan Riana yang telah tidur bareng dengan Joko Purwanto! Itu yang tak bisa diterima oleh Bima, Bima merasa jijik! Membayangkan Riana dipeluk, dibelai, dicium dan dipuaskan oleh lelaki macam Joko Purwanto.

“Aku mau bicara dengan Joko Purwanto!”

“Gak usah, Mas, gak penting! Buat apa? Biar aku yang menyelesaikannya!”

“Dengan cara apa? Yang ada kamu makin menyukainya!”

Riana diam, apa yang dikatakan Bima benar, dia tak dapat dipisahkan dengan Joko Purwanto, Riana mencintainya, sangat malah. Tapi Riana tak mau kehilangan Bima dan anak-anak, itu dua hal yang tak dapat dipisahkan, keduanya sayang jika dilepas. Riana ingin semuanya berakhir dengan mulus bersama Joko Purwanto, Riana ingin melepas Joko Purwanto secara halus dan tidak harus memaksa. Sampai kapan? Sampau cintamu habis? Sampai Bima mati?!

“Kita cerai!”

“Mas!”

Riana langsung menangis, dia tak mau cerai, dia tak mau kehilangan Bima, itulah egosinya perempuan, semua ingin dimiliki tanpa tahu bahwa begitu banyak yang tersakiti dengan kemauannya, tidakkah perbuatannya itu membuat rusak seluruh hidupnya sendiri dan orang-orang yang dia cintai sebelumnya? Semua ingin direngkuhnya menganggap bahwa lelaki akan memahaminya? Kebangetan!

Bima tak mau melihat wajah Riana, karena kelemahan Bima adalaha ketika melihta mata Riana sedang berurai air mata, Bima akan tunduk dan pasti kalah dengan air mata perempuan sesederhana Riana, matanya yang sayu dengan bola mata indah serta kelopak matanya yang oval, bulu matanya yang tidak lentik tapi ada sebagian yang membuat Bima terkulai melihatnya, Bima paling tak bisa melihat Riana berurai air mata, apalagi menangis dengan suara isakan yang membuat Bima rela melakukan apa saja asal Riana tak menangis. Kali ini tidak!

Bima tak mau lagi terperangkap dengan senjata perempuan, yaitu air mata dan wajah sendu, Bima harus menyingkirkan itu, sebisa dan sekuat-kuatnya, karena sebagian kelemahan lelaki adalah mengasihani perempuan, kemudian perempuan akan menjeratnya dengan kelemahan lainnya. Ditinggalkan Riana yang duduk bersimbuh di pojok kamar pada waktu anak-anak sekolah, Bima akan mengakhiri masalah ini dengan kepercayaannya. Untuk memastikan Bima akan menemui Joko Purwanto.

0

“Selamat siang, maaf anda siapa ya?”

Lihat selengkapnya