Tears

swafaiss
Chapter #5

Satu Sama

Ami membuka pintu kamarnya, yang sukses membuat mulut Nichol menganga lebar. "WHAT THE..." Umpatnya sembari menatap Ami. "Ini kamar atau kandang sapi?" Tanya Nichol yang tak percaya dengan apa yang ia lihat. Baju berserakan di mana-mana, kasur berantakan sampai spreinya keluar, selimut tak terlipat, dan masih banyak yang lebih parah lagi. Ekspetasi Nichol kalau cewek itu bersih dan rapi seakan hilang seketika.

Ami hanya nyengir tak berdosa. "Kalau kamar gue rapi, gue gak akan minta lo beresin sekarang, gue juga bisa sendiri."

"Jadi, ini harus gue beresin semuanya gitu?"

"Yaiyalah. Yang rapi ya, biar uang jajan gue naik bulan ini."

Ami berjalan menjauh, lantas mengambil jaket yang tersimpan di atas meja.

"Mau kemana lo?"

Ami menoleh."Bentaran doang. Semangat ya beresinnya." Ucap gadis itu sebelum benar-benar pergi.

Seperginya Ami, Nichol meratapi nasibnya yang harus membereskan kamar Ami yang bahkan tak layak disebut kamar. Seandainya Ami tak memilki foto tadi, sudah dapat dipastikan ia akan langsung pergi tanpa harus capek-capek membuang tenaganya. Namun foto sialan itu mengharuskannya tinggal dan menuruti keinginan gadis menyebalkan itu.

Ah, ia harap bisa menghapus foto tersebut dan segera enyah dari kesialan yang selalu Ami berikan. Rasanya hidupnya mulai terusik sejak kedatangan Ami.

Dengan terpaksa, Nichol mulai merapikannya terlebih dahulu, mulai dari membereskan pakaian yang berantakan ke tempatnya, lalu disusul dengan memberskan kasur. Namun aktivitasnya terhenti saat melihat ada pintu kecil di kolong ranjang. Karena penasaran, ia pun membuka pintu tersebut.

Secercah senyuman muncul saat melihat isinya. Kini, ia menemukan senjata untuk membalas perlakuan Ami. Reputasinya terselamatkan. Tuhan memang adil, padahal ia hanya berharap bisa menghapus foto tadi dari ponsel Ami. Namun Tuhan memberikannya bonus sebagai alat balas dendam. Awas aja lo Ami.

Lihat selengkapnya