If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you,
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too;
If you can wait and not be tired by waiting,
Or being lied about, don’t deal in lies,
Or being hated, don’t give way to hating,
And yet don’t look too good, nor talk too wise:
If you can meet with Triumph and Disaster
And treat those two impostors just the same;
If you can bear to hear the truth you’ve spoken
Twisted by knaves to make a trap for fools,
Or watch the things you gave your life to, broken,
And stoop and build ’em up with worn-out tools...
(If—Rudyard Kipling)
Penumpang-penumpang mobil yang terjebak dipaksa keluar. Beberapa perempuan ditarik paksa, sedangkan para laki-laki harus menghadapi serangan-serangan tak terduga. Asap mengepul, membumbung dari bangunan dan mobil-mobil yang dibakar para penjarah yang liar dan beringas.
Paramedis yang kelelahan, dan sepasukan polisi muda nyaris tak berkutik berusaha menyelamatkan para korban dari serangan. Beruntung para jurnalis bergerak seperti pasukan khusus, masuk ke dalam barisan para penjarah, menghamburkan beratus-ratus jepretan, seperti bombardir tembakan membuat para penjarah brutal jengah dan urung bertindak anarkis di depan mata kamera.
Sementara di bagian lain blok pertokoan tanpa penjagaan, serombongan laki-laki merangsek, menggedor pintu rolling door toko, membongkar kunci-kunci dengan batang-batang besi dari potongan portal jalan yang berada tepat di depan toko.
Yueyin sendirian di dalam tokonya, bajunya semakin basah dengan keringat, karena perasaan cemas, takut, dan panik, membuatnya tak punya pilihan selain memilih bersembunyi setelah mengunci gerbang tokonya. Tapi penjarah yang kalap terus memaksa mendobraknya. Yueyin yang panik berlari cepat ke ruang atas, melemparkan barang-barang didekatnya untuk menahan laju para penjarah meski akhirnya mereka berhasil juga menjebol tokonya.
Mereka berhamburan seperti air sungai lepas dari bendungan yang diterjang bandang, masuk ke setiap ruangan, menarik apapun barang yang berharga.
Seorang laki-laki memilih berlari ke balkon, mendobrak pintu, dan menemukan Yueyin meringkuk bersimpuh ketakutan hanya mengenakan baju tidur di pojok balkon dengan nafas tersenggal terserang panik.
Tepat di seberang balkon tokonya, api mulai berkobar, Yuri tetangga depan tokonya yang histeris ketakutan saat kobaran api membumbung melahap tokonya, nekat melompat dan jatuh tepat di atas mobil yang tengah dibakar massa. Yueyin melihatnya sendiri, dan tiba-tiba seluruh dunia seperti berputar di kepalanya, dan setelahnya Yueyin pun ambruk.
***