TEDUH DALAM BARA Dua Perempuan Dari Teluk Naga

Hans Wysiwyg
Chapter #19

Laki-Laki Pengirim Surat

Sabtu ini Mei dan Xixi kembali bertemu dengan Jinxiang di kafe langganan mereka seperti biasa. Jinxiang memohon agar ia bisa menjemput mereka langsung ke rumah. Tapi Mei kuatir jika, salah satu tetangga akan memergokinya dan bukan tidak mungkin mereka akan menceritakannya kepada Chao, bahwa selama Chao pergi, mereka sering diantar jemput oleh seseorang.

Jika itu terjadi maka Chao akan meradang dan mengamuk. Bukan tidak mungkin ia akan melakukan tindakan paling buruk, termasuk memaksa Xixi, atau melakukan ancaman, menikah dalam tekanan, seperti yang pernah Mei alami dulu dengan Chao. Dengan sikap Chao yang kejam, ia bisa melakukan segala kemungkinan itu.

Jadi mereka memilih untuk memanggil becak, dan memilih waktu saat pagi ketika sebagian besar ibu-ibu di perumahan tersebut masih disibukkan dengan urusan domestik dapur dan sumur. Keberadaan Mei dan Xixi saja bisa menjadi gosip dan malapetaka bagi mereka berdua, jika sampai diketahui Chao.

Hal itu sama sekali tidak disadari Mei ketika pertama kali melakukannya dengan Xixi, bahkan mereka memilih berjalan kaki menyusuri trotoar yang berada tepat di depan komplek perumahan, yang bukan tidak mungkin akan dipergoki oleh salah satu tetangga mereka yang merasa kepo dengan keberadaan Xixi bersama Mei. Padahal jika itu terjadi akan menjadi malapetaka bagi Mei dan Xixi.

Bagaimanapun Chao telah tinggal di sana bertahun-tahun bersama istri dan anaknya, sebelum menikah dengan Mei. Jadi banyak orang yang lebih mengenalnya daripada mereka berdua.

Awalnya, Mei diperkenalkan Chao dengan para tetangga yang sering ditemuinya ketika mereka keluar rumah berdua. Dan para tetangga hanya mengetahui jika Chao tinggal bersama istrinya setelah tiga kematian putera mereka.

Meski dengan cara menyelinap dan sembunyi-sembunyi ketika melakukan ini, Mei sama sekali tidak merasa bersalah dan terbebani, karena seolah seperti menikam dari balik punggung Chao, suaminya sendiri. Namun tindakannya ini menjadi caranya melakukan tindakan penyelamatan, meskipun sangat berisiko bagi dirinya.

Ini juga bukan soal bagaimana Mei menjaga egonya, ketika ia tidak bersedia di madu, dan tinggal dengan perempuan lain pilihan baru suaminya semata-mata. Mei juga merasa masih punya harga diri dan martabat yang tidak mudah begitu saja diinjak dan diintimidasi oleh suaminya sendiri.

Ini tentang nasib seorang perempuan muda yang mungkin saja bisa tidak seberuntung sepertinya, tapi ia mengetahui semua kejahatan yang tengah mengancamnya dari suaminya sendiri.

Itu artinya sebuah bentuk pengkhianatan terang-terangan yang direncanakan suaminya. Mei tentu saja dengan senang hati akan mengagalkannya, dan menjadi semacam bentuk balas dendamnya atas niat buruk Chao yang sedang dan akan bermain api dibelakangnya.

Mereka berjanji bertemu di tempat yang sama, seperti kemarin, Jinxiang bahkan telah lebih lebih dulu memesan tempat, dan beberapa pilihan minuman jus buah sesuai kesukaan Xixi dan Mei yang dipilihnya berdasarkan pesanan mereka kemarin, termasuk beberapa makanan ringan dan serabi hangat yang dipesan khusus dari seorang penjual yang menggelar dagangan tidak jauh dari kafe dan langsung diantarkan ke mejanya, setelah Xinjiang memberinya sedikit tips sebagai ucapan terima kasih.

Tepat seperti perkiraannya, tidak lama becak yang ditumpangi Xixi dan Mei, langsung berhenti tepat di pintu masuk kafe, dimana Jinxiang telah berdiri disana menyambutnya, tentu saja untuk Xixi.

Mei sebenarnya ingin mengatakan kepada mereka berdua jika keputusan mereka tidak boleh berlama-lama, karena waktu mereka singkat, sampai menunggu pulangnya Chao besok. Tapi ia tidak mau membuat Jinxiang panik seolah telah terjadi sesuatu.

Menurut Mei belum waktunya ia harus berterus terang karena ia tidak bisa memastikan apakah itu akan membuat Jinxiang bertindak cepat atau sebaliknya justru harus memikirkan ulang tindakannya. Jadi Mei mendesak Xixi, agar mendesak Jinxiang dengan cara lebih hati-hati, meminta kepastian tentang kemungkinan hubungan yang lebih serius, dengan alasan yang sering mereka diskusikan, karena saat ini Xixi tidak lagi memiliki siapa-siapa dan tinggal sementara menumpang di rumah kakaknya--Mei.

Setidaknya itu bisa menjadi pertimbangan yang mendesak Jinxiang untuk membantunya membuat keputusan, karena dengan posisinya sekarang Jinxiang sebenarnya bisa mengambil keputusannya sendiri dengan bebas. Ia muda, sukses, karena kerja kerasnya sendiri, apalagi Jinxiang anak tunggal tanpa orang tua, sehingga ia hanya perlu memberitahukan keputusan itu kepada saudara-saudaranya.

Lihat selengkapnya