Chapter #26 Serangan Atas Mei dan Xixi
“Aku lihat kalian sudah akrab sekarang”, kata Chao ketika melihat Mei dan Xixi pulang berdua sambil tertawa-tawa, dan kaget ketika mendapati rumah tidak terkunci dan melihat Chao duduk di ruang tamu seolah menunggu kedatangan mereka. Beberapa botol minuman teronggok di lantai kosong.
“Ya, kami pikir tidak ada siapapun yang bisa kami jadikan teman selama kepergianmu”, jawab Mei berusaha untuk tetap tenang, sementara Xixi terlihat cemas dan panik dengan situasi yang tak mereka duga. Sejak pertama masuk tadi Mei sudah bisa merasakan hawa buruk, sesuatu yang tersembunyi dari cara Chao berbicara, bahkan kepada Xixi yang sedang berada dihadapannya. Biasanya Chao akan sangat menjaga sekali bagaimana harus bersikap di depan Xixi, tapi tidak kepadanya.
Chao menatap dingin. “Jadi begitu, ya?”. Cara dan sikap Chao membuat suasana tiba-tiba berubah menjadi tegang. Mei menggenggam tangan Xixi, memintanya untuk naik ke atas.
“Kalian juga punya teman baru?” kali ini Chao mencoba langsung menembak sasaran. Mei dan Xixi saling berpandangan, dan tiba-tiba merasakan darah mereka mengalir cepat dan genggaman tangan Mei basah dengan keringat. Chao akhirnya tahu apa yang mereka sembunyikan selama ini. Tak ada waktu bagi Mei untuk menebak-nebak darimana sumbernya. Han sudah menceritakan jika ia melihat Chao bertemu dengan Chang yang ketakutan.
“Naiklah, bicaralah dengan Jinxiang” kata Mei berbisik kepada Xixi karena ia sudah merasakan bahaya dari apa yang selama ini mereka kuatirkan.
“Tunggu!, aku mau bicara dengan kalian berdua” Chao kali ini berdiri dengan sedikit hoyong, tapi nada suaranya semakin membesar menunjukkan kemarahan yang tertahan.
“Naiklah” bentak Mei kali ini memaksa Xixi melepaskan genggamannya, karena ia melihat Mei dengan cemas dan ketakutan. Tapi Mei berusaha untuk tenang.
“Aku bisa jelaskan”, ujar Mei menahan gerak Chao mendekati Xixi.
Chao dengan cepat mendorong Mei hingga terjatuh dan kemudian tertawa.
“Pengkhianatan kalian maksudnya?” cecar Chao dengan suara membentak. Lalu dengan cepat menarik Xixi kedalam pelukannya, berusaha menciumnya dengan paksa. Xixi meronta berusaha memukulnya agar bisa terlepas. Tapi cengkeraman Chao masih terasa begitu kuat meski ia dalam kondisi setengah mabuk.