Teka teki Cinta Di Lembah Hati

Eko Hadisusilo
Chapter #2

Kunci Rahasia



Asha berjalan tergesa-gesa kembali ke penginapan, tubuhnya gemetar bukan hanya karena udara dingin, tetapi juga karena pengalaman aneh yang baru saja dialaminya di tepi sungai. Bayangan wanita berpakaian putih itu masih terngiang jelas di benaknya, dan kata-katanya terus berputar: Temukan kunci rahasianya... sebelum terlambat.


Setibanya di kamar, Asha duduk di tepi tempat tidur, mencoba mengatur napas. Apa yang ia lihat barusan? Apakah itu hanya halusinasi, ataukah memang ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi di lembah ini?


Pikirannya langsung kembali pada Reyhan. Apakah pria itu tahu sesuatu tentang apa yang baru saja terjadi? Sepertinya sudah waktunya untuk mendekatinya lagi. Ia tidak bisa melanjutkan penyelidikan ini sendirian.


Asha memutuskan untuk mencari Reyhan pagi-pagi sekali. Ia tahu bahwa ia harus bertanya lebih banyak padanya, meskipun ia merasa ada sesuatu yang menghalangi Reyhan untuk berbicara.



---


Reyhan sedang duduk di depan kanvas besar saat Asha tiba di rumahnya. Cahaya matahari pagi menyinari rumahnya yang sederhana, tetapi tetap terasa sunyi dan misterius. Lukisan-lukisan yang terpajang di dinding seolah menceritakan kisah yang tersembunyi.


"Reyhan," panggil Asha dengan suara lembut, meskipun rasa ragu mulai menguasai dirinya.


Reyhan menoleh ke arahnya, mata birunya yang tajam menilai setiap gerak-gerik Asha. “Ada apa, Asha? Kau kembali lebih cepat dari yang kutebak.”


Asha berdiri tegak, berusaha mengendalikan rasa cemas yang menggerogoti dadanya. "Aku... aku perlu bicara denganmu. Ada sesuatu yang terjadi tadi malam di sungai. Aku melihat seorang wanita di dalam air... dan aku juga melihat pria berjubah hitam itu lagi."


Reyhan terdiam, kemudian meletakkan kuasnya perlahan. Ia berdiri dan berjalan ke jendela, menatap jauh ke luar, seolah mempertimbangkan apakah ia harus berbicara lebih banyak.


"Dia sudah datang," bisiknya.


"Apa maksudmu?" tanya Asha, merasa bingung.


Reyhan menatapnya, wajahnya keras dan serius. "Lembah ini bukan sekadar tempat yang indah. Ada sejarah yang tersembunyi di sini, Asha. Sejarah yang telah lama terkubur, dan aku—aku adalah bagian dari sejarah itu."


Asha merasa hatinya berdetak lebih cepat. “Apa yang terjadi di sini, Reyhan? Mengapa tempat ini penuh dengan misteri dan bayangan?”


Reyhan menghela napas panjang, duduk kembali di kursinya, dan meraih satu lukisan besar di dinding. Lukisan itu menunjukkan gambaran seorang wanita dengan wajah yang samar, berdiri di tepi sungai yang sama dengan yang Asha lihat tadi malam. Di belakang wanita itu, tampak bayangan gelap yang menyerupai pria berjubah hitam.


"Dia adalah sosok yang hilang," kata Reyhan pelan. "Wanita itu—namanya Maya. Dia adalah bagian dari keluargaku, dan dia menghilang secara misterius bertahun-tahun lalu."

Lihat selengkapnya