Tekad Dalam Jiwa

Zsa Zsa Eki Liztyasari
Chapter #6

Abang Dan Sahabat Pertamaku Ujang

Aku dan Ujang berhasil kembali dengan selamat, raga kami ada tapi tidak dengan hati kami. Awalnya para penjaga itu menghardik ketika kami tiba, tapi semua itu berubah hening dengan Pak Teguh yang menghadap kami setelah membelah keramaian mendekap menangkap tubuh kami yang gemetar dan lemah. Akupun mencengkeramnya erat berusaha menahan air mata mencoba mencari tempat untuk mengadu. Pak Teguh seakan mengerti apa yang terjadi, beliau menyuruh kami segera beristirahat.

Pada tanggal 21 Mei akhirnya Pak Presiden turun dari takhtanya. Semua riuh menyambut berita dengan suka cita. Tapi tidak denganku dan Ujang. Bima berusaha terus menemani kami semenjak kami kembali dari Pasar Glodok. Dia terus memastikan keadaan kami tetapi Ujang masih enggan berbicara dengan siapapun, ia menenggelamkan dirinya dalam latihan keras.

Memang berhasil untuk mengalihkan pikirannya sejenak tapi tidak dengan tubuhnya. Kini dia harus terkulai lemas diruang kesehatan dibalik kelambu-kelambu putih. Aku menjenguk Ujang, pilu memperhatikannya, tiba-tiba salah satu murid datang memanggilku.

“Tama cepat ada surat untukmu.” Hatiku berderbar mendengar kabar itu. Aku berlari segera mengambil surat. Kubuka surat itu tergesa-gesa dan benar saja ini surat dari Ibu.

Solo, 30 April 1998

Untuk putraku Pratama,

Leh, maaf mengabarimu mendadak seperti ini, bagaimana kabarmu? Juga sahabatmu Ujang bagaimana kabarnya? Ibu harap kalian berdua dalam kondisi baik. Ibu disini juga dalam kondisi baik. Sekarang Ibu berada di rumah Budhe Sri. Banyak berita kerusuhan membuat Ibu takut terlebih semakin banyak orang yang terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya dengan orang-orang di pasar. Padahal baik betul hati mereka, entah apa salah mereka sampai harus dibenci seperti itu. Ibu takut dengan apa yang akan terjadi itu sebabnya Ibu memutuskan untuk pergi ke Solo daripada saban hari Ibu dirundung rasa cemas di Jakarta. Leh, kamu jangan khawatir dengan kondisi Ibu. Ibu sekarang dalam kondisi baik dan aman. Insyaallah ketika semuanya sudah menjadi lebih baik Ibu akan kembali. Kamu jaga dirimu baik-baik disana ya leh. Jangan lupa berdoa minta perlindungan dan jalan terbaik pada-Nya dan tetap semangat. Ibu juga akan terus mendoakan yang terbaik untuk kamu.

Lihat selengkapnya