Andai saja ada kontes kepercayaan diri, Ujang pasti akan selalu menduduki podium pertama. Ditambah sifatnya yang humoris dan cuek membuatnya mudah berbaur dimana dan kapanpun. Dulu waktu pertama kali sampai disini aku malah canggung dengan atlet-atlet senior tapi Ujang malah langsung akrab.
Ketika Ujang terpilih untuk bertanding di SEA Games yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Seperti yang kuduga Ujang senangnya minta ampun. Bahkan kalau tidur dia sering mengigau lalu tertawa sembari hidungnya kembang-kempis seperti kerbau. Ia bahkan meminta Bima dan atlet senior lainnya untuk mengajarinya bahasa Inggris kalau saja ia akan diwawancara media asing ketika menang. Bukankah itu sebuah kepercayaan diri yang luar biasa.
Sifat Ujang tentunya berbanding terbalik dengan Bima. Ujang bisa lebih vokal menunjukkan perasaan dan ekspresinya, sebaliknya Bima selalu menyembunyikan semuanya di balik wajah datarnya. Tapi di tahap tertentu bahkan manusia sekalem Bima bisa merasa terbebani.
Memang butuh pengamatan tingkat tinggi untuk dapat melihat perubahan Bima. Jadilah hanya aku dan Ujang yang merasa ganjil melihat tingkah lakunya. Melupakan sesuatu atau merubah pola kebiasaan di pagi hari sebenarnya adalah tindakan yang biasa. Tapi Bima orang yang sangat teroganisir tiba-tiba seperti kehilangan temponya. Misalnya dulu dia selalu bangun lebih pagi, Bima akan membereskan kamar lalu secepat kilat beranjak untuk jogging. Dari situlah ia mendapat julukan lain selain Pangeran Lintasan yaitu morning person. Karena Bima selalu tampil prima diantara yang lain.
Tapi lihatlah sekarang, aku malah sering menemukannya tidak beranjak dari kasur. Bima memang sudah bangun tapi hanya diam mengamati langit-langit kamar. Awalnya aku malah mengira diam-diam ia memiliki hobi aneh seperti melihat cicak atau hewan melata lainnya yang sedang merayap mencari makan ditembok kamarnya, untungnya tidak.
Di sore hari setelah latihan juga aneh, ketika para atlet berduyun-duyun kembali ke asrama, Bima malah larut dalam keheningan menatap langit sendiri. Kadang aku khawatir bagaimana kalau dia sampai kerasukan setan.
Maka aku dan Ujang melakukan rapat dadakan karena cemas dan gemas melihat tingkah Bima.