“Pelangi dan birunya air telaga tampak kontras bersatu di tengah hutan yang damai. Tapi jangan lupakan, di balik indahnya telaga ada kedalaman air yang mematikan.”
—Telaga Biru
“Suatu hari, tujuh bidadari turun dari langit untuk mandi di telaga yang indah. Mereka begitu cantik dan anggun. Mereka bermain air dengan bahagia tanpa ada kesedihan di wajah mereka.” Perempuan dengan wajah ayu nan hangat ini membuka lembaran buku yang tengah dia bacakan pada sang putra. Suaranya yang halus mendayu begitu merdu di kamar bernuansa putih ini.
“Tapi ternyata, ada satu pemuda yang melihat keberadaan bidadari-bidadari itu dari balik batu. Menatap penuh ketertarikan pada satu bidadari berwajah teduh. Tahu apa yang dia lakukan setelah itu?” sang ibu bertanya pada sang putra.
Dia menggeleng tanda tidak tahu. Netra hitamnya menatap wajah ibunya penuh rasa penasaran.
“Dia mencuri selendangnya,” jawab beliau sambil menggawil hidup anak laki-laki ini.
“Setelah itu, apa yang terjadi sama bidadari itu, Ma?” tanya suara kecil anak itu.