Namanya Arkas, pertemuan yang sebenarnya biasa saja kecuali untuk Kinan. Seorang laki-laki yang membuatnya mencintai Kue warna merah, yang membuat Kinan selalu bertanya setiap kali datang ke tempat makan "Ada matcha, tapi bukan yang pahit?" memastikan yang datang bukan pure teh hijau.
Arkas, seorang kakak kelas Kinan, kelas 12 saat kinan masuk ke Sekolah Menengah Atas. Kulit sawo matang, giginya gingsul dan tidak cukup tinggi untuk menuruti kriteria kinan tetapi matanya yang tajam dan sikapnya yang tidak banyak bicara justru membuat kinan penasaran.
"Oh, pesuruh sekolah." Kata kinan pada Selin sambil melirikan matanya ke Arkas yang sedang berjalan di lorong sekolah.
"Sarkas?"Kata Selin meminta penjelasan. "Iya."Jawab Kinan.
Saat itu kinan dan Selin sedang mengantre untuk mendaftarkan dirinya ke sekolah, sekolah favorit selin dari SD. Selin adalah teman Kinan dari SMP tapi karena rumahnya se arah mereka jadi berteman akrab bahkan sebagian orang yang baru bertemu mereka akan mengira mereka berteman sejak kecil.
Selin mengajak Kinan untuk satu sekolah lagi bersama nya bukan tanpa alasan selain karena sekolah tersebut memang favorit, Kinan adalah satu-satunya teman selin yang mau menunggu selin untuk berangkat sekolah bersama meskipun mereka akhirnya telat (tidak patut ditiru). karena berbeda jurusan Selin jarang bersama Kinan saat SMA dan selin hanya setahun bersekolah bersama Kinan untuk kemudian pindah ke Batam bersama keluarganya.
"Udah daftarin aja disini Nan, Toh nilaimu cukup kalau masuk IPS. Aku tulisin dulu aja ya."Rayu Selin saat Kinan bimbang karena sejujurnya Kinan ingin sekali mendaftar ke sekolah yang jauh dari rumahnya agar bisa berlama-lama dijalan pulang.