Hal konyol tapi sungguh boleh diadu. Yuk siapa yang mau?
Melawan nasib dengan Kinan adalah hal yang sebenarnya tidak boleh dilakukan apalagi oleh manusia bernama Kama yang tidak mengenal kinan bayi, batita, balita, dan ABG. Kehidupan Kama dimata Kinan seperti impiannya yang tidak akan pernah terwujud karena memasuki rumah Kama sama dengan memasuki arena keluarga harmonis, hal yang belum pernah Kinan rasakan sebelumnya.
Memasuki pintu depan sudah terlihat besar sekali foto keluarga berisi 5 orang yang memamerkan giginya, menertawakan entah apa yang sepertinya lucu sekali. Kinan baru ini melihat gaya foto keluarga yang bentuknya tidak kaku bak pas foto KTP, berjalan ke sebelah kiri sudah ada TV sebesar 60 Inchi dan kolam ikan dengan air terjun buatan di sebelahnya. Kama pernah cerita kalau bapaknya malas sekali pindah kalau sudah duduk jadi sengaja ditaruhnya TV dan kolam ikan sebelahan agar jika bosan cukup tukar posisi saja antara menonton dan menikmati alam.
Kinan pernah berpikir bahwa tipe bapak kama akan seperti kebanyakan bapak bahagia pada umumnya yang memiliki perut ke depan dan badan melebar karena banyak menikmati hidup, tetapi sama sekali tidak. Tubuh bidang Kama 11-12 seperti bapaknya dan Ibu Kama pun memiliki tubuh mungil dan terawat. Kinan berspekulasi bahwa mungkin trend orang kaya sekarang sudah menyadari bahwa harus berinvestasi terhadap badan mereka. Sungguh kehidupan impian Kinan yang nyata dimiliki Kama tidak boleh dibandingkan kehidupan kinan yang biasa.
"Kemarin Ibu nanyain masakan tantemu yang enak itu apa namanya?" Tanya kama setelah mereka sampai di ruang kerja Kama. Kama sengaja membangun ruang kerja di dekat kolam ikan milik bapaknya alasannya sangat sederhana untuk membuat bapaknya marah karena menutup ruang terbuka dekat kolam ikan kesayangan bapaknya namun secara tidak langsung Bapak bisa mengawasi Kama bekerja karena terdapat kaca besar menghadap kolam seperti dinding di tempat berbentuk kotak tersebut.
Hari ini hanya ada Ibu dan kak Kinta, kakak pertama Kama yang sedang memasak kue dan Ibu Kama meminta Kinan diundang untuk ikut mencicipi, kebetulan Kinan juga ingin bercerita mengenai sesi telpon pertamanya semalam.
"Oh, yang waktu itu kita makan bareng karena kamu minta bawa pulang ya? Namanya liwet Kama, keluarga kamu punya restoran dan hotel banyak masih gatau nama nasi liwet."Terang Kinan.
"Aku bukan gatau, tapi lupa. Kalau lupa aku ga inget." Kata kama sambil menulis nama nasi liwet di buku menu, entah untuk apa.
"Oh iya, daripada aku lupa cerita keburu kita asik makan dan ketauan punya projek ini aku cerita sekarang ya hasil semalam gimana?" Kinan langsung menuju ke point pembicaraan karena takut-takut Ibu kama mengajaknya ke dapur untuk membahas masakan.
"Asik habis keliling rumah DPR mana nih semalem? dapet berapa?"
"Berapa apanya?"Tanya kinan.