Teman Hidup

Novya
Chapter #4

MAURIN JANEETA

Aku bergegas membanting setir menuju ‘Andara’s For You’. Yap! Menyambangi si konsultan cinta cantik sebelum ngantor. Jarum jam menunjukkan tepat pukul 9 pagi, seharusnya Prisa sudah bisa ditemui nih, pikirku. Benar saja, setibanya aku disana cewek berambut panjang, hitam dan juga bergelombang itu masih mempersiapkan data klien yang akan ditemuinya hari ini.

“Prisa!!” Seruku menghampirinya di dalam sebuah ruang minimalis berukuran 3x3 ini, diruangan itu ada meja administrasi, ada satu sofa panjang lengkap dangan bantal untuk klien juga satu sofa kecil untuk Prisa. Nuansa ruangan yang ditata sesimple mungkin namun masih kelihatan mewah ini membuat betah berlama-lama ada disini.

Prisa tampak kaget dengan kedatanganku yang mendadak. “Haaai Rin, kok lo gak nelpon gue dulu.” Tanyanya.

“Sorry Sa, gue sempetin waktu sebelum ngantor jadi gue jengukin elo deh.” Kilahku tertawa. Sepertinya Prisa menebak aku punya maksud lain.

“Jengukin apanya, lo kata gue sakit.” Cibirnya sambil tersenyum penuh selidik. “Gue mah tau elo Rin, udah deh ngaku aja lagi kenapa lo?” Tanyanya kemudian, Aku rasa selain menjadi konsultan Prisa juga punya kemampuan membaca pikiran orang lain.

Aku nyengir kemudian kami duduk di sofa berwarna putih itu, ini pertama kalinya aku konsultasi di ruangan ‘Andara’s For You’ sejak dibangun beberapa bulan belakangan, biasanya aku dan Prisa janjian diluar. “Jadi gini Sa, aduh gue malu nih gimana ngomongnya.” Kataku mulai salah tingkah.

“Dih, sok malu. Biasanya juga lo gak tau malu.” Candanya.

“Sialan lo, kali ini gue beneran malu nih. Sa, gue suka sama Kenzie!” Tuturku malu-malu.

 Prisa memandangku kemudian ada raut keragu - raguan diwajahnya. Kuakui, diantara mereka bertiga aku adalah tipe cewek yang sering gonta - ganti pasangan, gonta - ganti bukan dalam artian negatif lho ya. Karena memang aku orangnya cepat bosan, Prisa bilang kalo aku masih punya sifat begitu jangan harap bisa punya pacar awet dan mewujudkan impianku untuk menikah muda. Pada dasarnya aku adalah tipe orang yang selalu mengejar apa yang aku mau, bagaimanapun caranya jika aku masih mampu, akan ku hadapi sampai aku mendapatkan apa yang aku mau. Jadi pada intinya selama ini ketka aku punya pacar bukan atas dasar aku jatuh cinta melainkan hanya jika aku butuh seseorang saja. Gimana ya, aku bukannya sombong, kebanyakan orang pasti mengatakan jika wajahku cantik, tubuhku proporsional dan penampilanku menarik. Tak terhitung berapa banyak cowok yang naksir padaku, jika aku suka akan ku jadikan pacar dan tak terhitung juga para cowok yang ku buat patah hati.

Namun kali ini aku merasakan hal lain, aku benar-benar tertarik pada Kenzie Daniswara, pemilik perusahaan stasiun TV swasta ‘K-TV’, lulusan New York, bertalenta, penampilannya keren dan ganteng pastinya. Satu lagi kabar baiknya dia belum punya pacar, lantas saja aku gencar ingin mencuri perhatiannya melalui sahabat ku ini yang notabene juga sahabat karib Kenzie.

“Jadi lo mau bilang kalo elo tertarik sama Kenzie pada pandangan pertama ya kan?” Tanya Prisa.

“Lebih tepatnya gue jatuh cinta deh Sa sama dia pada pandangan pertama.” Jawabku dengan muka semringah.

“No..no..no Rin, perlu gue ralat pemikiran seperti ini. Menurut gue pada pandangan pertama itu yang muncul adalah perasaan suka atau tertarik. Untuk cinta gue katakan belum, kenapa gue katakan belum? karena menurut gue pengertian cinta yang sebenarnya adalah menerima kekurangan pasangan bukan mengagumi kelebihan pasangan, nah penjelasannya begini pada saat kita pertama kali ketemu orang yang menjadi perhatian kita adalah penampilan luarnya yang oke, ya kan? Misalnya dia cakep, good attitude, dan tampilan luarnya keren, dengan kata lain secara tidak langsung dia menunjukkan kelebihannya dan jika kita mengatakan kita tertarik pada kelebihannya itu wajar. Tapi kalo cinta, gue yakin belum. Pepatah bilang cinta tumbuh karena terbiasa itu benar. Dari rasa suka nanti akan mendorong seseorang untuk mengenal lebih jauh nah dari situ baru bisa dijabarkan tentang cinta.” Jelas Prisa yang membuat aku manggut - manggut tanda mengerti. Prisa benar, selama ini yang aku rasakan kepada para cowok yang kujadikan pacar itu hanya rasa suka yang pada waktunya nanti akan memudar kemudian aku jadi merasa cepat bosan karena memang tak ada rasa cinta yang tumbuh.

“Iya Sa, gue tertarik sama Kenzie, maka dari itu gue mau minta saran dari lo. Lo kan tau betul semua tentang Kenzie, lo pasti tau kan cewek idaman Kenzie tu kayak apa?” Tanyaku pelan-pelan.

“Jujur ya Rin, gue sama Kenzie emang saling tau kebiasaan masing - masing, mau itu kebiasan baik atau buruk. Tapi bertahun - tahun kami sahabatan sekalipun Kenzie gak pernah bilang sama gue kalo dia lagi suka sama cewek atau menceritakan tentang tipe cewek idamannya. Pernah waktu itu sampai gue paksa, sampai gue katain dia gak normal tetap aja dia menutup rapat masalah perasaannya terhadap lawan jenis. Gue ngerti sih itu adalah privasinya dia, dan gue kenal Kenzie dia akan menceritakan apapun jika dia merasa itu waktu yang pas untuk menceritakan hal itu.” Tutur Prisa lagi.

Aku tersenyum simpul pada Prisa, baru kali ini Aku merasa grogi untuk membicarakan masalah seperti ini, lelaki berwajah nuansa Arab yang mirip aktor sinetron yang sering di tonton pembantuku dirumah, si Rizky Nazar itu ku rasa telah menarik perhatianku.

Lihat selengkapnya