Teman Hidup

Novya
Chapter #6

TAZKIA VAZA

Ku arahkan mobilku memasuki halaman parkir butik milik sahabatku, dilihat dari parkiran yang hampir penuh sepertinya butik Malika sedang banyak pengunjung, Aku senang sekali melihatnya, ini adalah mimpinya sejak dulu. Aku dan Ika sudah bersahabat sejak masa SMA hingga akhirnya bertemu lagi di bangku kuliah, Ika tidak bersekolah untuk mengambil jurusan khusus fashion mungkin karena memang sudah menjadi bakatnya dan Tuhan berikan jalan untuknya mengembangkan dunia fashion menjadi penghasilan ditambah lagi karena bisnis textile keluarganya yang terus meningkat.

Aku memasuki Butik Malika Safarina yang konsep desainnya minimalis dengan perpaduan warna interior serba putih dengan banyaknya aksen kaca disetiap sudut-sudut butik. Aku disambut dengan senyum manisnya. Kemudian Malika langsung mengajakku keruang kerjanya sekaligus ruang khusus untuk konsultasi desainer dengan pelanggan yang ingin request wedding dress.

“Ciyeee yang hari ini mau dinner sekalian lamaran.” Ungkit Malika tersenyum.

“Belum lamaran Ka, masih pertemuan orang tua kok.” Ungkapku tersipu-sipu.

Arga Liandra lelaki yang ku pacari selama 2 Tahun ini yang masih menyelesaikan pendidikan S2 nya, setelah dia lulus kami berencana ingin menikah karena memang sejak awal pacaran sudah berkomitmen ingin serius. Arga adalah lelaki yang paling mengerti aku, dia selalu mendukung apapun kegiatanku termasuk sebagai seorang Beauty Vlogger dan juga aku belajar berbinis dengan keluargaku yang sudah lama berkecimpung di bidang kuliner. Ayahku pemilik restoran makanan khas Indonesia yang sudah terkenal di kotaku. 

Berawal dari ketertarikan aku pada dunia makeup sejak aku kelas 6 SD, dulu aku iseng mencoba makeup-makeup Ibuku, coret sana coret sini sampai akhirnya jadi hobiku dan sekarang jadi profesiku. Aku pernah merasa kalau makeup-ku berantakan, nggak rata sana-sini namun hal tersebut tak menjadi alasan untuk berhenti berkreasi. Intinya kalau belum ketemu makeup apa yang cocok, aku coba lakukan berbagai eksperimen dengan makeup yang ada. Sampai pada akhirnya aku tahu mana yang paling cocok dengan selera dan kepribadianku. Kiprahku di dunia vlogger bukannya tanpa halangan. Aku pernah mengalami jatuh bangun hingga akhirnya mampu meraih popularitas seperti sekarang dan aku bersyukur karena Tuhan memberiku kepercayaan punya penghasilan di bidang yang aku sukai dan menjadi passion-ku.

“Jadi nanti Arga dan kedua orang tuanya dinner di restoran bokap lo ya?” Tanya Malika setelah aku menceritakan bahwa malam ini keluarga ku dan keluarga Arga ingin mengadakan pertemuan untuk merencanakan lamaran setelah Arga lulus, karena memang kami berdua ingin langsung menikah saja tanpa ada acara tunangan.

“Iya Ka, gue sama Arga udah aturin tempatnya dan orang tua kami setuju tujuan kami ingin membuat kedua keluarga berkenalan dulu dan ini pertama kalinya keluarga gue juga keluarga Arga bertatap muka.” Tuturku antusias.

“Aduh senangnya, on the way sold out dong lo. Tercapai deh cita-cita lo pengen nikah muda karena udah nyolong start diantara gue, Prisa dan Maurin.” Ada nada iri sekaligus sedih dari penuturannya.

“Jangan sedih dong kan nanti lo juga nyusul, gue selalu berdoa yang terbaik buat kita semua semoga cita-cita ‘Marry Young’ tercapai.” Hiburku pada Ika yang kurasa saat itu sedang ada yang menjadi beban pikirannya.

“Gue kayaknya masih jauh deh Kia.” Ada sendu yang menghiasi wajah si Chubby ini.

“Lo sama Alif belum nargetin kapan mau nikah?” Tanyaku heran.

Malika menggangguk pelan. “Boro-boro nargetin kapan nikah, diajak ketemu sama orang tuanya aja juga belum pernah.” Sungut Malika lesu.

Lihat selengkapnya