Teman Hidup

Nandita Aprilias
Chapter #3

T I G A

***

Freya beringsut bangun dari posisi tidurnya menjadi duduk sempurna. Dia membuka tutup mata yang nampaknya sama sekali tak berguna untuk dirinya. Lihat saja, kedua matanya masih terbuka sempurna. Tak ada rasa kantuk yang menggelayutinya sama sekali.

Gadis itu kemudian melirik ke samping kanan, lalu ke samping kirinya secara bergantian. Selanjutnya celingukan memperhatikan jendela kamar dengan seksama. Keparnoannya akan hantu semakin menjadi-jadi malam ini. Jika tahu akhirnya akan begini, Freya pasti sudah menolak ajakan teman-temannya untuk menonton film horor yang sedang tayang di bisokop sore tadi.

Kamar nampak sepi. Hanya deru nafas Freya sendiri yang ia dengar. Tiba-tiba bunyi gedubrak terdengar dari luar. Membuat gadis itu terkejut dan segera meloncat dari atas tempat tidur, lalu berlari ke luar kamar. Satu tempat tujuan Freya, yaitu kamar Adam.

Dor dor dor!

Freya menggedor pintu kamar Adam dengan tak sabaran. Gedorannya begitu keras seiring dengan kepanikan dan ketakutan yang dirasakannya. Namun sekeras dan seheboh apapun Freya menggedor pintu itu, Adam sepertinya tak berniat membukakannya pintu. Tanpa bersabar lagi, Freya segera membuka pintu yang untungnya tidak di kunci dan menerobos masuk. Sebodo amat si Adam akan sewot ataupun memelototinya nanti.

Freya langsung berlari mendekat ke arah Adam yang ternyata tetap tertidur pulas dengan bantal menutupi kepalanya.

“Sialan!” batin Freya dalam hati. Dia yakin sekali Adam mendengar gedorannya tadi. Tapi memang manusia nyebelin bin apatis itu sengaja mengacuhkannya.

“Dam! Dam! Woy!” Bukan dengan tangan, melainkan dengan kakinya Freya menggoncang badan Adam. Hendak menyuruhnya bangun. “Bangunnn!!!”

Adam Cuma menggeliat, sembari tangannya dikibas-kibaskan tanda bahwa dia mengusir Freya. “Kurang ajar!” umpat Freya dalam hati. Kesal merasa dicuekin, Freya pun segera mengambil guling Adam, lalu memukuli pantat Adam berkali-kali dengan guling itu.

Puk puk puk!

Freya semangat sekali memukuli pantat Adam. Sementara Adam, langsung bangkit dengan wajah kesal setengah matinya.

“APAAN SIH HAH? GAK BISA YA GAK GANGGU GUE?!” teriak Adam sewot. Dia tuh ngantuk banget. Seharian tadi maen game.

“Gak bisa! Bangun lo sekarang!”

“Ughhh!” Adam mengacak rambutnya frustasi. Kenapa cewek di depannya itu selalu mengganggu ketenangan hidupnya sih? “Emang lu mau ngapain sih hah? Mo ngapain? Mau ngajakin gue berantem iya? Masih Kurang seharian kita berantem?”

“Bacot! Temenin gue tidur di kamar!” ucap Freya yang membuat Adam terperangah seketika dalam kantuknya.

“Hah?” Adam melongo mirip orang bloon. “Apa? Temenin lo apa?” tanyanya meminta Freya mengulangi ucapannya.

“Temenin gue tidur!”

Adam tak tahu Freya sedang kesambet setan apa sehingga memintanya tidur bersama. “Lo yakin mau tidur sama gue?!” tanya Adam dengan tatapan polosnya.

Freya kontan melotot mendengarnya dan dengan segara dia menimpuki wajah mesum Adam dengan guling yang masih di pegangnnya. “Dasar mesum! Gue bilang temenin gue tidur, bukan tidur sama gue ANJIR!”

“Adohhhhh!” keluh Adam sambil mengusap wajahnya yang kena timpuk guling dengan mendadak. “Sialan lo!” umpatnya kemudian benar-benar kesal dengan apa yang di lakukan Freya pada wajah tampannya. “Lu pikir wajah gue samsak main lu timpukin begitu?”

“Bodo amat! Lagian suruh siapa punya pikiran kok mesum banget?”

“Heh! Kalau kata-kata lo gak ambigu, gue juga gak mungkin berpikiran begitu begok!” Adam tak terima. Jelas-jelas perkataan Freya benar-benar membingungkannya tadi. Dan asal tahu saja, Adam tidak ada pikiran mesum sama sekali terhadap gadis itu. Bagaimana mungkin dia memiliki pikiran mesum, jika melihat Freya saja sudah membuat Adam emosi?

“Serah deh lo mau bilang apa! Gih bangun cepet!” perintah Freya yang langsung direspon kernyitan dahi oleh Adam.

“Bangun ke mana?”

“Kan gue bilang temenin gue tidur, kambing!” Freya kesal ngomong sama Adam. Susah sekali menangkap maksud perkataannya. Huft!

“Emang gue bilang setuju?” tanya Adam membuat kadar kekesalan Freya membuncah.

“Terus maksud lo gak setuju gitu?!” tanya Freya dengan melotot.

Adam membaringkan tubuhnya ke kasurnya lagi sebagai jawaban. membuat Freya semakin kesal, tetapi dia berusaha menghela napas, berusaha bersabar.

“Dam! Ayok ah, gue takut tidur sendirian di kamar!” dalam ucapan Freya mulai terdengar nada rengekan. Tapi Adam tak perduli.

“Sebodo amat!”

Plak!

Lengan Adam kena damprat. Pemuda itu langsung sewot dengan melotot. “Sakittttt!”

“Mangkanya temenin gue tidur di kamar!”

“Lagian lu kenapa sih hah? Biasanya gak begini?” Adam bingung karena Freya tiba-tiba mengacaukannya malam-malam begini. Iya Adam tahu Freya itu memang rese. Tapi cewek itu tidak pernah serese malam ini sebelum-sebelumnya.

“Gue itu lagi parno! Tadi habis nonton film horor!” tutur Freya mencoba menjelaskan.

Adam mendengus. Ternyata alasan terganggunya tidurnya malam ini karena film horor. Sialan! Batin Adam menggurut kesal. “Lagian udah tahu penakut, masih aja nonton film horor!”

“Berisik! Gih cepet bangun! Atau kalau enggak, gue laporin ke mama lo kalau lo masih suka track track kan!”

Adam melirik Freya semakin kesal. “Nganceman ye lo!”

“Bodooooo..” Ucap Freya tak perduli. “Udah cepetan bangun! Gue mau tidur!”

“Mau tidur mah tidur aja. Kenapa nyusahin orang?”

“Banyak omong deh! Kalau di sini ada orang lain gue juga malas minta ditemenin lo tidur. Tapi gue bisa apa kalau nasib gue begitu buruk karena Cuma lo yang ada di sini!”

“Berisik banget sih hah?”

“Ya mangkanya kalau lo gak mau gue berisik, turun cepetan!”

Adam menghela napas. Dengan gerakan dan perasaan malas yang luar biasa di hatinya, ia pun memaksakan dirinya untuk turun dari tempat tidurnya dan berdiri. “Nyusahin lu!”

Freya pun Cuma menendang pantat Adam membuat pemuda itu sedikit terdorong ke depan. Adam pun tak membalas, dan hanya berjalan ke luar kamar. Freya agaknya tersenyum kecil, lalu mengikuti langkah kaki Adam.

***

Kini keduanya sudah berada di kamar Freya. Adam yang masuk pertama kali ke kamar gadis itu, sementara Freya mengikuti dari belakang. Lebih tepatnya bersembunyi di belakang badan Adam.

“Gak ada apa-apa juga..” ucap Adam setelah memperhatikan dengan seksama.

Freya mengintip sedikit keadaan kamarnya, lalu setelah merasa setuju dengan apa yang dikatakan Adam, dia berdiri tegak, tak lagi bersembunyi di belakang tubuh Adam. “Iya sekarang! Tapi nanti? Emang lo tahu?” Ucapnya kemudian masih dengan nada sewot.

Adam tak menanggapi apapun. Dia Cuma berjalan menuju kasur Freya lalu melemparkan tubuhnya, dan rebah di kasur Freya yang wangi.

Freya yang melihatnya mengkerutkan keningnya sembari mendekat ke arah Adam yang sudah meringkuk memeluk guling.

“Lo ngapain di kasur gue?! turun!” perintah Freya dengan nada tak ramahnya.

Adam yang sudah berusaha memejamkan mata, harus rela membuka matanya kembali. Ditatapnya Freya dengan ketidakmengertian di raut wajahnya. “Turun?! Terus gue tidur di mana?”

“Itu sofa masih luas!” Freya menunjuk sofa yang terletak di seberang dengan gendikan dagunya.

“Gue tidur di sofa?” Adam tak percaya. “Gak mau! Lo aja sana!” Tolaknya mentah-mentah kemudian.

“Heh ini kamar siapa?!” Freya berkacak pinggang. “Kenapa jadi lo yang ngatur?”

Adam ingin sekali rasanya mencakar-cakar gadis di depannya itu sekarang juga. “Heh emang tadi siapa yang ngegusur gue tidur di kamar gue? Elo kannnn?! Dan sekarang, setelah gue turutin kemauan lo, lo malah nyuruh gue tidur di sofa? Lo gila emang ya?!” cerocos Adam agak panjang dengan nada kesal. Dia benar-benar tak habis pikir bagaimana Freya menggunakan otaknya untuk berpikir. “Kalau begini mending gue balik ke kamar aja!” Adam yang terlanjur kesal, buru-buru angkat kaki. Dari pada dia tidur di sofa, lebih baik dia kembali ke kamarnya saja. toh dia tidak akan rugi sama sekali.

“Eh jangannnnnnn!” namun Freya kontan menarik tangan Adam sebelum pemuda itu benar-benar pergi dari kamarnya. “Dibilangin gue takut!”

“Terus menurut lo gue perduli? Udah ah lepas!”

“Ih Adam jangan gitu donggg.. “ Freya mulai merengek. “Gue beneran gak bisa tidur kalau lagi parno begini.”

“Ya itu urusan lo.”

“Jahat banget!” keluh Freya dengan wajah merengut. “Lagian kenapa sih, Cuma tidur di sofa aja lo gak mau? Gue tuh gak bisa tidur di sofa! Badan gue bisa sakit semua!”

“Terus menurut lo gue bisa gitu tidur di sofa? Menurut lo badan gue gak akan sakit gitu tidur di sana?”

“Hihhhhh Adam! Pegel-pegel doang masa gak bisa? Lo cowok bukan sih?”

Tunggu! Adam melotot mendengar perkataan Freya yang terakhir. Dia agak tersinggung mendengarnya. Tapi belum sempat untuk mendebat perkataan Freya itu, gadis itu sudah kembali melanjutkan perkataannya.

“Lagian nih ya, mana ada cowok yang ngebiarin cewek tidur di sofa sementara dia enak-enakan tidur di kasur yang empuk?!”

“Ada! Nih gue..” tanpa keraguan Adam menjawab.

“Adammmmmm-“ Freya kesal sekali mendengarnya. “Plis lahhh- Ngalah sekali sama gue, ya ya ya?” baru kali ini Freya merengek seperti itu pada Adam. Dan sepertinya dia melakukannya tanpa sadar.

Adam diam sebantar sambil berpikir. Sementara Freya terus mendesaknya dengan suara rengekannya. Membuat telinga Adam jadi sakit. Jengah karena suara Freya yang agak mengganggu, Adam pun pada akhirnya berujar, “Hih berisik! Ya udah iya iya! Gue tidur di sofa! Puas lo?!”

Senyuman seketika mengembang di wajah cantik Freya. “Yeayyy! Gitu kek dari tadi..”

Adam mendelik menatap Freya yang Cuma nyengir kuda padanya. Selanjutnya pemuda itu ngeloyor menuju sofa yang di maksud Freya lalu merebahkan diri di sana. Dia sudah ngantuk sekali.

Tapi baru beberapa saat memejamkan mata, tiba-tiba perutnya ketiban sesuatu. Membuatnya kaget dan kontan membuka mata. Dan terlihatlah Freya yang berdiri di hadpaannya.

“Apaan lagi sikkkkk?!” semprot Adam yang tidurnya malam ini benar-benar terganggu.

“Itu selimut sama bantal! Gue takut lo makin kurus karena kedinginan.” ujar Freya cuek lalu berbalik pergi menuju tempat tidurnya.

Sementara Adam sepeninggal Freya, melirik selimut dan bantal yang ternyata tadi menimpanya. Dia melirik Freya yang sudah naik ke tempat tidur dan menarik selimutnya. Merasa di perhatikan oleh Adam, Freya pun balas menatapnya.

“Apaan lo liat-liat?!” ucapnya dengan tatapan waspada. “Awas aja ya lo! Jangan pikir sekalipun kita udah suami istri dan berada di ruangan yang sama, lo bisa ngapa-ngapain gue! kalau sampe lo ngapa-ngapain gue, gue bunuh lo!”

Adam terdengar mendengus. “Sorry ya! Gue juga gak napsu!” ujarnya cuek yang lalu merebahkan kepalanya dan tertidur memunggungi Freya yang kesal mendengar ucapannya.

Lihat selengkapnya