Teman Hidup

Nandita Aprilias
Chapter #12

D U A B E L A S ( E N D )

***

Freya mengerjapkan kedua matanya. Dan begitu kaget ketika mendapati dirinya berada di ruang yang agak gelap nan pengap. Terlebih ketika menyadari bahwa tubuhnya diikat kuat dengan posisi duduk disebuah kursi dan tengah memakai baju pengantin.

Freya segera ketakutan. Apa yang sebenarnya terjadi padaya? Seingatnya dia hendak menjemput Adam, namun tiba-tiba seseorang membekap mulutnya sampai tak sadarkan diri. Ya Tuhan! Apa Freya diculik?

Freya terkejut dan ketakutan sendiri di ruang yang sepi itu.

"Sudah bangun sayang?"

Seseorang memasuki ruangan. Suaranya menyapa pendengaran Freya. Suara yang familiar di telinga Freya. Gadis itu menyipitkan mata demi memperhatikan dengan seksama seseorang yang melangkah dalam gelap menuju dirinya itu. Dan ketika wajah orang itu diterpa cahaya yang remang, Freya tak bisa untuk tidak terperangah.

"Daniel?!" Ujarnya tak percaya menyebutkan pemilik nama orang yang ditatapnya sekarang. "Lo yang ngelakuin ini?"

Daniel tersenyum lalu duduk berjongkok di depan Freya. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap Freya yang kini posisinya lebih tinggi darinya.

"Iya." Ujarnya santai dengan bibir menguntai senyuman. Seolah apa yang dilakukannya itu adalah hal yang benar dan menyenangkan.

"Lo udah gilaaa?!" teriak Freya, dengan cepat menjadi marah.

"Iya! Dan lo yang buat gue gila.." balas Daniel seraya menyentuh pipi Freya. Gadis itu segera melengoskan wajahnya. Merasa jijik dengan tangan Daniel menyentuhnya. Sebenarnya dia ingin meludahi wajah Daniel, tapi dia masih menahan keinginannya itu.

“Terus apa tikus mati dan kejadian orang-orang yang mukulin Adam waktu itu, juga perbuatan lo?” Freya tak akan kaget lagi jika Daniel menjawab iya.

“Tentu saja. Itu sangat menyenangkan bikin lo ketakutan. Hahaha.” Daniel tertawa di akhir kalimatnya.

"Lo benar-benar gila! Ini tindakan kriminal namanya daniel! Gue bisa laporin lo!"

Daniel tersenyun miring. "Laporin aja. Gue gak takut."

"Lo bener-bener keterlaluan! Lo, lepasin gue sekarang!" Teriak Freya memerintah, seolah Daniel akan menuruti perkataannya.

"Iya nanti gue lepasin, setelah kita nikah." Balas Daniel kemudian, sambil menatap seluruh tubuh Freya yang terbalut pakaian pengantin. Membuat Freya kini mengerti apa maksud dipakaikannya baju pengantin itu tubuhnya.

"Lo bener-bener udah gila Niel! Lo udah gak waras! Gue udah nikah! Gue udah punya suami! Dan gue gak mungkin nikah sama lo, karena gue juga gak sudi!"

Mendengar itu membuat kemarahan Daniel tersulut. Pemuda itu lalu dengan kasarnya mengapit kedua pipi Freya dengan keras. Membuat Freya terkejut. Gadis itu sebenarnya sudah sangat hapal, bagaimana kasarnya seorang Daniel. Pemuda itu bahkan bisa melakukan hal lebih dari apa yang dilakukannya sekarang.

"Lo itu milik gue Freya. Selamanya lo adalah milik gue. Gak ada seorang pun yang bisa rebut lo dari gue.." ujar Daniel pelan, namun terdengar mengerikan ditelinga. Membekukan seluruh jantung Freya.

Belum juga Freya membalas, tiba-tiba suara riuh terdengar. Seseorang memanggil-manggil nama Freya. Membuat daniel dan Freya yang terlibat dalam perbincangan serius menolehkan kelalanya.

"Frey! Freya! Lo di mana?!"

Sadar kalau itu adalah suara Adam, Freya terkejut bukan main. Apalagi tatkala mendapati Adam dibawa kehadapannya dengan dipegangi oleh 2 orang lelaki berbadan besar yang sama sekali tak Freya kenal.

"Freya! Frey lo gak pa pa?" Teriak Adam ketika kedua matanya sudah menemukan Freya. Dia hendak menuju gadis itu, namun tak bisa sebab dua orang yang memeganginya, menahan dan memeganginya kuat-kuat.

"Adam?" Freya tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Adam lo ngapain di sini?!" Teriak Freya dengan suara ketakutan. Dia takut Daniel berbuat yang tidak-tidak pada pemuda itu. Dan lihatlah wajah itu. Wajah Adam sangat pucat. Freya semakin cemas menatapnya.

"Daniel! Lepasin diaaa!" Adam berteriak. Menyadari bahwa Daniel yang menculik istrinya.

"Gue akan lepasin dia kalau lo crrain dia sekarang juga dan biarin gue nikah sama dia!" Jawab Daniel terdengar begitu tak tahu malu.

Baik Ada maupun Freya, sama-sama terkejut dan tertegun ketika mendengar perkataan Daniel. Adam kini mengerti alasan dia diminta datang ke tempat itu. Selain untuk menyelamatkan Freya, ternyata Daniel juga ingin dia menjatuhkan talak kepada istrinya itu.

"Lo udah gila Daniel!" Teriak Freya kali ini benar-benar marah. Kemarahannya meningkat seribu persen ketika mendengar Daniel mengatakan kalimat ingin menikahinya di depan Adam.

Namun Daniel malah tertawa. Tak merasa tersinggung sama sekali dengan teriakan Freya. "Gimana Adam?" Tanyanya kemudian.

"Lo pikir gue bakal lepasin dia buat manusia brengsek kayak lo?" Ujar Adam dingin.

"Ohhh begitu. Oke kalau lo gak mau lepasin dia buat gue. Itu artinya lo milih kematian lo sendiri.."

Jantung Freya mencelos, dan memandang Daniel tak mengerti.

"Karena gue akan nyingkirin semua orang yang udah rebut dia dari gue. Akan gue singkirkan semua saingan gue, gak terkecuali lo." Imbuh Daniel merampungkan seluruh kalimatnya.

Freya menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "Daniel jangan macem-macem! Jangan berani-beraninya lo nyetuh dia sedikitpun!" Teriak Freya mengancam. Tapi toh Daniek tak takut sama sekali dengan ancamannnya. Pemuda itu malah tersenyum dan semakin yakin untuk menghabisi suami orang yang dicintainya itu.

Sementara Adam tertegun mendengar ancaman Freya untuk Daniel. Sesaat hatinya menghangat mendengar kalimat yang dituturkan gadis itu. Bibirnya tersenyum memandang ke arah Freya.

Kembali ke Daniel, pemuda itu lalu memandang pada Freya yang kini menatapnya nyalang. “Kalau lo takut dia mati, lo boleh memohon untuk hidupnya ke gue. Dan gue dengan senang hati akan mengabulkannya, asal lo mau nikah sama gue!”

Freya mengepalkan tangan. Kalau saja tidak sedang dalam keadaan diikat, Freya bersumpah akan meninju wajah Daniel keras-keras. “Lo bener-bener licik! Lo brengsek Daniel!”

Namun Daniel hanya tertawa sinis. "Gak mau, ya udah!” balasnya singkat. “Guys!" Teriak Daniel kemudian, memanggil anak buahnya. Lalu terdengar langkah beberapa orang mendekat. Mungkin ada sekitar tujuh orang yang dengan segera mengelilingi Adam yang masih dipegangi oleh dua orang yang lain.

Freya benar-benar merinding membayangkan apa yang akan terjadi pada Adam. Jantungnya mulai berdentum kencang. "Daniel.. please jangan sakitin Adam! Jangan coba-coba nyakitin dia sedikitpun!"

Daniel menatap Freya. "Lo bener-bener takut dia mati? Wahhh.. lo semakin membuat gue bersamangat buat habisin dia."

"DANIEL!" Teriak Freya geram.

"Dan lo Dam, kalau lo berani ngelawan anak buah gue, gue gak akan segan-segan buat nyakitin Freya.." ancam Daniel.

Adam dan Freya saling berpandangan. Dan Freya mengerti arti tatapan Adam. Dia tahu Adam akan mengikuti ancaman Daniel. Freya pun menggelengkan kepalanya ketika merasa, Adam benar-benar akan membiarkan dirinya dipukuli demi melindungi Freya. Namun Adam tersenyum. Matanya seolah mengatakan dan menenangkan Freya. "Semua akan baik baik aja Frey."

"Hajar!" Teriak Daniel memberi perintah.

"Jangannn!" Sementara Freya ikut berteriak sekalipun tau teriakannya tak akan menghentikan anak buah Daniel yang mulai memukuli Adam.

Bugh. Bugh. Bugh.

"Jangan! Berhenti! Jangan pukul dia! ADAM!" Freya berteriak histeris dan ketakutan dengan kedua mata yang mulai menangis. Terlebih tatkaka melihat Adam yang dipukuli tanpa melakukan perlawanan apapun.

Adam benar-benar tak membalas sedikitpun. Dia membiarkan anak buah Daniel memukulinya. Menyakitinya. Seperti ancaman Daniel padanya. "Dari pada Freya, lebih baik gue yang celaka." Batin Adam berulang kali, sembari menahan sakit dari serangan yang diterimanya.

"Freya tutup mata lo!" Teriak Adam diantara kesakitan yang coba ditahannya. "Argh!"

Freya terus menangis. "Adamm..hiks.."

Bugh!

"Jangan liat!" Bugh! "Argghhhhh.. gue-gak pa-arghhhhhhhhhh!" Adam berteriak kesakitan dengan kencang tatkala kakinya diinjak kuat-kuat.

"Adammmmmmm!" Sakit rasanya ketika Freya mendengar teriakan Adam. Seraya tersayat sembilu hatinya. "Daniel berhentiiiiiii!"

Pemuda itu dipukuli bergantian sampai terkapar di tanah. Dan ketika sudah terkapar, dipaksa berdiri lagi dan dipukuli kembali.

Hancur hati Freya melihatnya. Sepanjang Adam dipukuli dia hanya menangis dan berteriak sekencang yang ia bisa. "Cukupppl cukuppp! Berhenti! Jangan pukul dia lagi!"

"Daniel berhenti! Dia bisa mati Danielll!"

Tak Freya duga ternyata Daniel menuruti perkataannya. Pemuda itu memerintahkan anak buahnya untuk menghentikan aksinya.

Seketika pukulan bertubi-tubi yang dirasakan Adam berhenti. Pemuda itu meringkuk di tanah dan terbatuk-batuk. Batuknya mengeluarkan darah. Sebenarnya hampir seluruh wajahnya babak belur dan bersimbah darah sekarang.

"Adam-" Freya menangis melihat keadaan Adam. Pemuda itu sedang sakit, tetapi malah menerima bertubi-tubi pukulan seperti itu. Dan itu karena Freya. Freya terisak-isak menatap Adam. "Maafin gue-"

Adam mendongakkan kepalanya. Mencoba menatap Freya. Dengan kesakitan, dia mencoba tersenyum. Meski tak tau gadis itu masih bisa melihat senyumnya atau tidak. Dia ingin memberi tahu Freya bahwa sekarang pun dengan kondisi seperit itu sekalipun, Adam merasa dirinya baik-baik saja. Sebab dia melihat Freya baik-baik saja.

"Da-daniel-" Adam berusaha berbicara. "Lepasin dia.." lanjutnya yang terbatuk di akhir kalimatnya.

Hati Freya semakin teriris tatkala mendengar permohonan Adam pada Daniel. Pemuda itu bahkan tak sedikitpun memohon demi keselamatan dirinya sendiri.

Lihat selengkapnya