Teman Lamaku

Yaraa
Chapter #6

6. Berita

Bacaan yang sudah dikoreksi huruf tajwidnya membuat Mita makin percaya diri ketika membacanya. Dia juga bisa menjawab beberapa pertanyaan dari ustad dengan benar sehingga pak ustadz bangga oleh jawabannya. Jamaah cilik lainnya juga sangat antusias dengan semua penjelasan dari pak ustadz.

"Dalam Iqlab mengganti bunyi bacaan nun mati atau tanwin menjadi mim apabila huruf sesudahnya adalah huruf ba," jelas Pak ustadz bernada tegas sambil terus merevisi beberapa tajwid yang harus digunakan saat membaca Al Qur'an agar tak salah lagi dalam pengucapannya.

Anak-anak melafalkan bacaan yang berhubungan dengan tajwid kemudian lanjut ke bacaan selanjutnya sampai mereka paham betul apa yang dijelaskan. Saat ada sesi tanya jawab terakhir, tiba-tiba Bilal mengangkat tangannya ketika semua fokus berpikir.

"Ya ada apa Bilal? Kamu tau apa bunyi tajwidnya?" Pak ustadz menatap Bilal yang berani saat belum juga dijelaskan.

"Pak ustadz saya mau pipis," ungkapnya dengan nada akhiran huruf S yang medok.

"Pipis?" ulang Pak ustadz bingung.

"Iya pak, apa boleh?" Bilal benar-benar tahan ingin pergi buang air setelah ditahan beberapa menit.

Bilal mengatakannya dengan spontan entah terbawa suasana dari membaca tajwid sontak menimbulkan gelak tawa seluruh jamaah cilik. Pak ustadz pun geleng-geleng mempersilahkan Bilal ke kamar mandi daripada menahannya terus-terusan hingga pulang nanti.

"Bilal-bilal kamu ada-ada saja," gumamnya terkekeh. Pak ustadz merasa terhibur oleh anak-anak didiknya yang kadang membuatnya pusing di satu waktu namun bisa membuat suasana cair.

Barisan untuk melakukan sholat isya sudah tertata rapi. Diikuti Bilal yang sudah kembali bergabung dibarisan depan setelah melakukan wudhu terlebih dahulu. Dia agak malu sedikit namun tak membuatnya hilang semangat dalam melakukan kegiatan sholat ditambah dia ditunjuk langsung oleh pak ustadz untuk menjadi imam.

Sontak Bilal bingung tetapi dia menyanggupi karena cita-citanya kelak ingin mendirikan pesantren dan menjadi Hafizh yang mampu mengamalkan ilmu Al Qur'an.

Selesai mengerjakan sholat isya semua jamaah membubarkan diri dan diluar sudah ada Lita menunggu kepulangan Mita. Sebab malam hari banyak anak yang dijemput oleh orangtuanya kecuali rumahnya memang dekat.

"Ibu mau beli dulu tahu di pengkolan sana, kamu mau?" Lita baru ingat di rumah belum masak jadi menu tahu dengan sambal ada baiknya untuk jam lapar mendadak.

"Tahu krispi ya, bu." Mita benar-benar ingin makan tahu kecil-kecil dan semoga memang ada yang jual.

"Tahu Sumedang nak tapi kayaknya ada tahu kesukaanmu juga."

"Ayo!" Mita antusias berjalan menuju tempat penjual tahu krispi dengan riang.

Setelah tiba ditujuan, langsung saja memesan apa yang dipikirkan kemudian keduanya kembali ke rumah. Tak lupa Lita menyiapkan nasi untuk makan malam. Ada sang suami ikut membantu mengambilkan air.

"Pak, ini tahu sesuai request," kata Ibu memisahkan beberapa tahu ke piring. Dia juga ikut makan karena merasa lapar duluan melihat tahu berjejer seolah memanggilnya.

Rido tersenyum. "Nah ini nih yang bapak tunggu, oh iya tadi bapak juga beli kue pancong rasa cokelat, ada dimana ya bapak lupa nyimpennya?" Rido kebingungan mengenai barang yang dibeli beberapa menit lalu.

Lihat selengkapnya