Teman Lamaku

Yaraa
Chapter #7

7. Ingin memancing

Si jago berkokok sangat nyaring hampir membuat Mita berniat melemparnya dengan sepatu yang tengah dijemur persis di dekat lantai. Kelakuan si Jago kalau sedang aneh-anehnya terkadang menyebabkan kekesalan padahal, ini hari libur eh si jago ada saja kelakuannya. Untung Mita tak jadi memberinya nama Cindelaras bukannya jadi ayam ajaib malah jadi ayam menyebalkan sepanjang masa.

"Jago, kalau berkokok yang jauh sana aku keganggu tahu," gerutu Mita memandang si jago dengan jengkel sambil menggerakkan tangan agar jauh-jauh dari dekatnya.

Sedangkan yang bersangkutan tak peduli malah mengepakkan sayap tinggi-tinggi kemudian matanya melirik kiri kanan. Sepertinya memang ayam itu tidak mengerti apa yang dikatakan Mita lalu si jago perlahan menjauh entah akan pergi kemana. Membiarkan ayam berkeliaran itu memang bukan pilihan bagus karena bisa saja dia tak kembali namun si Jago tak mungkin melakukannya. Mita yakin walau ayamnya pergi kalau sudah waktunya petang dia akan kembali lalu Mita bisa memasukannya ke kandang tanpa khawatir berlebihan.

Ternyata dihari libur sungguh asyik apalagi ada buku dari sekolah yang dibagikan agar dibaca untuk memperluas wawasan. Buku khusus kelas satu untuk anak sekolah SD banyak ragamnya dan kebetulan Mita mengambil buku bertema bacaan sehingga sesuai dengan keinginannya.

Membaca di area terbuka sangat asyik dilakukan apalagi mengeja kata dalam buku kemudian melafalkan dengan lancar. Mita sangat senang oleh susunan huruf dalam bukunya sehingga membacanya tanpa kesusahan apapun.

"Kalau judul buku yang lain pasti lebih seru," gumamnya setelah itu dia merasa cukup menyimpan buku ditempatnya.

Tadinya, dia ingin pergi untuk melihat pertandingan voli yang diadakan di lapangan sekitar rumah yang jaraknya lumayan dekat kalau dikunjungi tapi Mita tidak mau sendirian pergi ke sana jadi menunggu sang ibu sambil membaca menjadi pilihannya.

"Bu, apa pertandingannya masih ada?" tanya Mita ketika Lita datang.

"Ada, kamu mau lihat banyak lho yang datang."

"Ibu kenapa baru pulang?" Mita keheranan dengan Lita yang pulang sebelum pertandingan selesai.

"Sudah bosen kamu kalau mau lihat boleh tapi jangan lama-lama ya."

Mita menggeleng. "Nggak deh."

Padahal memang ada niatan pergi tapi Lita sudah duluan kesana tanpa Mita ketahui. Entah bagaimana bisa sang ibu pergi sendiri sementara Mita tidak tahu kapan berangkatnya.

Lita sedang memasak sayur kangkung yang baru dipetik dari kebun. Kebetulan tetangga rumah sedang panen besar jadi Lita kebagian. Tumis kangkung menjadi menu hari ini lalu datanglah Mita dengan membawa piring. Bau harum masakan sang ibu membawanya untuk melihat sekaligus mencicipi karena Mita suka dengan sayuran apapun yang dimasak sang ibu.

"Masak sayur kangkung ya, Bu?" tanya Mita menghampiri sambil memperhatikan Lita memasak.

"Iya, kamu mau?"

"Mauu!" jawab Mita kegirangan karena memang sudah lapar dan ini yang dia inginkan.

"Tunggu disana dulu sekalian siapkan piring supaya nanti makannya semuanya siap," titah Lita kembali melanjutkan memasak.

"Bapak belum pulang ya, Bu?" tanya Mita setelah menyelesaikan apa yang diucapkan sang ibu bahkan tatanannya juga lebih rapi semenjak hapal bagaimana menata peralatan makan.

"Ya kalau kamu tidak lihat berarti belum pulang," sahut Lita sembari menyajikan beberapa makanan.

Lihat selengkapnya