Pesantren Al Waqi dikelola oleh ustadz Rizi serta istri. Keduanya juga mengajar setiap kelas bergantian jika tidak sibuk selebihnya bisa digantikan oleh murid pesantren yang memang sudah berpengalaman dalam mengajar anak-anak.
Setelah jam tiga akhirnya selesai juga. Mita melambaikan tangan pada Nila untuk perpisahan dan dia akan pergi mengaji ke tempat biasa dengan Ceri namun diperjalanan Ceri malah putar balik membuat Mita berhenti berjalan.
"Kamu mau kesana lagi?" tanya Ceri ingin tahu pendapat Mita ketika mengaji bukan di tempat biasanya.
"Kalau kamu gimana?" Mita tak yakin bertanya balik.
"Kayaknya harus satu tempat aja deh."
Memang benar sebaiknya memilih satu tempat lagipula mendatangi dua tempat dalam satu hari dengan jarak yang tak begitu jauh agak menganggu konsentrasi ya... kecuali memang di jalani dengan kegembiraan jadi tidak ada rasa keberatan sama sekali. Yang ada hanya rasa senang, senang dan senang saja karena ilmu semakin bertambah.
Rido yang baru pulang kaget dengan kehadiran Mita pada sore hari padahal ini jamnya Mita pergi mengaji. Lita memang mengajarkan agar mengaji selagi badan sehat lagipula bukan hanya pengetahuan bertambah juga Mita bisa punya kegiatan selain belajar dari sekolah.
"Kamu pulang dari ngaji?" tanyanya.
"Iya pak." Mita tersenyum pada Rido.
"Tumben siang biasanya sore kan?"
"Iya aku ngajinya siang sekarang," koreksi Mita kemudian duduk dengan tenang.
Rido mengangguk paham akan suatu kesenangan sang anak yang terkadang selalu berubah-ubah dan tak bisa tertebak. Lita juga datang dari luar agak terheran melihat kehadiran Mita yang pulang lebih cepat atau memang jamnya salah. Beberapa kali Lita mengecek jam benar atau tidak dan hasilnya memang jamnya tidak pernah rusak.
"Pulangnya memang km segini?" Lita bertanya.
"Iya Bu."
Lita menoleh pada Rido yang hanya dibalas anggukan kecil. Mita pamitan pergi ke kamar untuk mengambil buku PR karena baru ingat besok ada pr dikumpulkan. Soal matematika memang suka memusingkan apalagi belum terlalu paham konsepnya tetapi Mita tidak mau menyerah meski sulit. Dia mencoba menghitung dengan sepuluh jari untuk menemukan jawaban tetapi merasa masih salah.
Mita membawa bukunya dan duduk disebelah Rido.
"Pak kalau pertanyaan ini gimana cara jawabnya?" Mita menyerahkan bukunya di sebelah Rido agar diberikan penyelesaian.
Rido melihatnya pun membantu Mita mengerjakan walau beberapa dia juga tak mengerti. Selesai mengerjakan pr akhirnya Mita bisa menonton tayangan tv favoritnya.
Serial yang ditonton tak jauh dari film kartun yang memang gratis ditayangkan di televisi. Mita menyukai karakter Alex dalam film Madagascar karena singa itu bertingkah lucu jika bersama teman-temannya.
"Kamu mau minuman gak?" tawar Ibu menghampiri Mita sembari menenteng gelas kosong ditangannya.
"Minuman apa Bu?" Mita memperhatikan gelas kosong ditangan sang ibu dengan seksama.
"Bapak suka-suka aja," sahut Rido cepat. Dia tak mempermasalahkan jika itu tentang sebuah makanan tapi disisi lain cukup penasaran dengan minuman yang dibuat sang istri.
Mita mengikuti Lita ke dapur, disana sudah ada berbagai buah-buahan yang segar sudah dipotong dan disusun. Lita ingin membuat sesuatu yang sehat dan jus ini menjadi pilihannya.