Fathan pov:
Hari ini adalah hari kelulusan disekolahku. Tidak seperti teman yang lainnya yang senang karna akan meninggalkan sekolah ini, aku justru malah merasa sedih.
Selain sedih karna aku tak dapat lagi bersama dengan teman teman SMP ku, aku juga sedih karna besok sudah harus meninggalkan kota ini, juga caca. Ah, gadis itu benar benar membuatku jatuh cinta.
Aku juga tak tau rasa ini tumbuh sejak kapan. Sejak kecil, aku memang sudah menjadi teman atau mungkin sahabat lah bagi gadis itu. Pertama kali aku mengenalinya saat aku dan mama berkunjung kerumah umi nafisha.
Falshback on:
Saat itu aku melihat caca kecil sedang menangis. Lalu aku menghampirinya
"Kamu kenapa nangis?" Tanyaku dengan hati hati.
"Tali syepatu caca lepas dan caca tak bisya memasyangnya lagi. Umi syedang bicala dengan temannya." Caca menjawab dengan logat anak kecil sambil sesekali sesegukkan.
Lalu aku memasangkan tali sepatu caca dengan membuatkan simpul kupu kupu mengikuti sepatunya yang sebelah lagi.
"Sudah, sudah terpasang lagi kok. Jangan nangis. Nama kamu siapa?" Aku begitu penasaran dengan caca waktu itu.
"Caca. Nama abang syapa?" Caca balik bertanya.
"Panggil abang fathan ya caca." Jawabku
"iya abang fathan, makasyih ya abang syudah ikat syepatu caca." Ucap caca dengan manis. Lalu aku sudah dipanggil mama untuk pulang.
"Abang pergi ya, mama sudah panggil."
"Dadaaa abang fathaaan. Besyok kesyini lagi yaaah". Lambai caca.