#teman sebelum tidur

Makrifatul Illah
Chapter #1

#01 Katanya sih baik-baik saja.

Entah semesta akan membawa cerita kita seperti apa. Semoga kali ini semesta memang tak sedang bercanda kala membuat narasinya.

Bhumi terus saja menatap penuh intens pada gadis pemilik nama Arah yang kali ini tengah berdiri bersamanya. Sedang Arah, ia malah fokus memandangi langit berbintang dengan cahaya rembulan di atas jembatan layang yang selalu menjadi tempat favorit mereka kala ingin menengakan fikiran.

Dengan desiran angin yang cukup membawa beberapa helai rambut Arah menari-nari kesana kemari. Menenangkan memang, bagi mereka yang menyukai hawa angin malam dan suasana dinginnya.

"Cantik." Arah mengulam senyum menatap langit berbintang. 

"Iya cantik." Saut Bhumi yang masih fokus menatap Arah tanpa berkeinginan untuk menatap langit yang Arah maksud. Bagi Bhumi, Arah sudah lebih cantik dari apapun yang ada di dunia ini.

Sesekali Bhumi tersenyum sendiri, kala Arah mencoba menghirup udara malam dengan memejamkan kedua matanya sejenak, untuk melepas penat dari apa-apa yang semesta lakukan hari ini. Bagi Arah, cukup melakukan healing seperti ini, sudah terasa melegakan.

"Hem, Ra," Bhumi mulai membuka percakapan. Entah apa yang akan ia katakan, yang pasti kali ini, raut wajahnya sedikit cemas bahkan nada bicaranyapun sedikit terasa berat.

"Hem," tanpa berniat menyudahi Healingnya.

"Bentar lagi Mas Bhumi bakal pergi ninggalin Arah, kira-kira Arah gak papa kan?" Dengan nada begitu berat, Bhumi mengutarakan isi kepalanya yang sejak dari minggu lalu bersarang. Entah sebegitu beratkah percakapan ini? Hingga ia begitu takut untuk mengutarakan kepada Arah.

"Ya elah tinggal pergi aja kali mas Bhum, " Protes Arah, yang masih fokus merebahkan riuh yang ada di kepalanya itu.

"Beneran boleh?" Cemas-cemas Bhumi menanyakan kembali, takut jikalau Arah masih belum sepenuhnya paham alur pembicaraan ini.

" Yang gak ngebolehin mas Bhum pergi itu siapa?" Kali ini, Arah benar-benar mengakhiri healingnya karena Bhumi telah merusak konsentrasinya. Dengan menatap kedua anteranya, Arah mencoba meyakinkan Bhumi, yang sepertinya tengah cemas tak bermaksud itu.

Lihat selengkapnya