Arya berdiri di ambang pintu, bingung dan cemas. Laras, sosok yang baru saja ia temui, memancarkan aura tenang namun penuh misteri. Matanya yang tajam menatap Arya seolah bisa membaca setiap ketakutan yang ia sembunyikan.
“Arya,” Laras mengulangi. “Aku nggak punya banyak waktu buat jelasin. Kalau kamu mau selamat, kamu harus ikut aku sekarang.”
Arya menggeleng, melangkah mundur. “Kamu siapa? Kenapa aku harus percaya sama kamu?”
Laras menarik napas panjang, mencoba menahan kesabarannya. “Namaku Laras, dan aku tahu kamu punya gelang merah itu. Kalau gelang itu ada padamu, berarti mereka sudah tahu keberadaanmu.”
“Siapa mereka?” Arya menatap Laras dengan bingung sekaligus takut.
“Mereka yang terperangkap di antara dunia manusia dan dunia yang lain,” jawab Laras pelan. “Mereka nggak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.”
Arya merasakan bulu kuduknya meremang. “Apa yang mereka inginkan dariku? Aku nggak ada hubungannya sama mereka!”
“Bukan soal kamu,” kata Laras, suaranya merendah. “Ini tentang Genta.”
Arya tertegun. “Genta? Kamu kenal dia?”
Laras tersenyum tipis. “Dia nggak cerita banyak, ya? Wajar. Genta pasti mencoba melindungi kamu. Tapi kehadirannya di sisimu adalah alasan kenapa gelang itu muncul. Dan itu artinya kamu terjebak di dunia yang sama dengannya.”
Arya terdiam, mencoba mencerna semua yang baru saja ia dengar. Sebelum ia bisa bertanya lebih jauh, Laras melanjutkan.
“Dengar, aku ada di pihakmu. Aku bisa melindungi kamu, tapi kamu harus percaya sama aku. Kalau kamu terus di sini tanpa perlindungan, mereka akan menemukanmu lebih cepat dari yang kamu pikirkan.”
Arya menggigit bibirnya, masih ragu. Tetapi sesuatu dalam tatapan Laras membuatnya merasa gadis itu tidak berbohong.