Sosok perempuan bernama Kinar itu melangkah mendekati Arya dan Laras. Cahaya yang terpancar dari tubuhnya membuat makhluk-makhluk bayangan yang mengepung mereka mundur perlahan, seolah tak berani mendekat.
Arya mengangkat tangannya, mencoba memahami apa yang terjadi. "Kamu... siapa sebenarnya? Apa hubunganmu dengan Genta?"
Kinar tersenyum samar, sorot matanya menyiratkan kehangatan sekaligus luka yang dalam. "Genta dan aku terikat oleh sebuah janji. Dan sekarang, aku ada di sini untuk memastikan janji itu terpenuhi."
Laras menyela, masih memegang pisaunya dengan waspada. "Janji apa? Kamu seperti mereka?" Ia menunjuk makhluk-makhluk bayangan yang kini bersembunyi di balik gelap.
Kinar menggeleng pelan. "Aku tidak seperti mereka. Aku... sesuatu yang lain."
Cahaya dari tubuh Kinar semakin terang, dan dalam sekejap, semua makhluk bayangan lenyap, seolah terhisap oleh kegelapan yang lebih dalam. Hening meliputi hutan, hanya suara napas Arya dan Laras yang terdengar.
Kinar berbalik ke arah mereka. "Aku tahu kalian punya banyak pertanyaan. Tapi ini bukan tempat yang aman untuk menjawab semuanya."
Arya mengangguk, meskipun masih bingung. "Kalau begitu, di mana tempat yang aman?"
Kinar menatapnya dalam-dalam. "Ada satu tempat yang Genta sebutkan padaku. Tempat di mana semua ini dimulai. Kamu harus membawaku ke sana."
Arya terdiam, mencoba mengingat. "Maksudmu rumah lama Genta?"
"Benar," jawab Kinar. "Itu tempat kita akan menemukan jawaban."
Laras mendesah, mencoba mencerna semuanya. "Oke, tapi sebelum kita ke sana, bisakah kamu jelaskan sedikit? Kenapa makhluk-makhluk itu menyerang Arya? Apa yang mereka inginkan darinya?"