Blurb
Dahulu kala di Kampung Jinem, dipercaya ada kedatangan Sanghyang Asri. Padi layu menjadi subur. Kehidupan rakyat menjadi makmur. Kedatangan sang dewi membawa berkah bagi desa. Terciptalah legenda Tembung Lakar; permintaan yang bermula dari akar tanah. Kecintaan para penduduk membuahkan persembahan yang berlebih. Satu per satu mati demi mempersembahkan jiwa mereka bagi sang dewi.
Pada era modern, hiduplah Silla yang bekerja di kota. Akibat mimpi-mimpi buruknya, Silla terus teringat kenangan pahit bersama mendiang adiknya di desa itu. Demi mengungkap kematian misterius sang adik, Silla memutuskan kembali ke kampung halaman. Di sana ia bertemu jurnalis yang ingin mengulik kisah Tembung Lakar. Berbekal niat yang sama, keduanya berupaya menggali masa lalu suram di desa itu.