Sore itu Lenor langsung mandi begitu datang ke rumah setelah bersama teman-temannya bekerja kelompok mengerjakan tugas laporan Bahasa Indonesia. Terdengar senandung lagu It’s You nya Sezairi dari kamar mandi. Seperti biasa Lenor bernyanyi dengan suara keras sehingga kadang sulit membedakan apakah dia sedang bernyanyi atau hanya berteriak teriak saja. Apalagi didukung lagu kesukaannya berupa genre rock.
Sementara Lita asyik mengerjakan tugas kuliahnya di jurusan Teknik Industri. Di kamarnya yang berukuran 3m x 3m, terasa luas karena hanya ada 1 tempat tidur ukuran 120 cm x 200 cm; 1 lemari yang menempel di dinding dan 1 buah meja belajar sederhana. Tidak ada lemari rias seperti pada umumnya dimiliki para gadis remaja, cermin yang dia gunakan cukup cermin yang menempel pada pintu lemari pakaiannya.
Usai mandi, Lenor masih bernyanyi kencang sambil melewati kamar kakaknya dan membuka pintunya. Lita kaget dan kesal diganggu adiknya, dia ambil sebuah buku dari samping laptopnya dan melemparnya ke arah Lenor.
“Eits, gak kenaa…,” Lenor tertawa. Dia gembira bisa ganggu kakaknya dan membuat kakaknya kesal. Buku yang dilempar dapat dengan cepat ditangkap Lenor.
“Jangankan buku, apa pun aku bisa tangkap kalau dilempar kak Lita,” ucap Lenor sambil menjauhi kamar kakaknya dia melanjutkan nyanyiannya tadi,
“So take my hand now, seen me…,
Cause you’ve made me into this man….”
“Percuma dong pemain basket dan atlet taekwondo kalau gak bisa nangkep,” lanjut Lenor berteriak sambil tertawa. Sementara buku milik kakaknya masih dia sandera.
“Kembaliin Lenor! Awas lho ya, gak akan dibantu ngerjain PRnya nanti,” ancam Lita dari pintu kamarnya sambil cemberut. Dia tahu bahwa ancamannya itu sudah terbukti tidak ampuh untuk Lenor.
Selesai ganggu kakaknya, Lenor menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil jus sari buah untuk di minumnya.
“Kamu sudah pulang Lenor,” tiba-tiba saja ibunya muncul.
“Kalau kamu lapar ibu bisa buatkan roti bakar buatmu, sebagai menu antara sebelum makan malam."
“Ah ibu, tahu aja Lenor laper, hehe…,” jawab Lenor.
“Bu, Ibu tahu nggak sekarang sudah muncul model jaket tipis buat kalau kita jalan atau olah raga. ,” sambung Lenor. Kesempatan buat dia untuk minta sesuatu kepada ibunya.
“Bu, jangan kasih Bu,” tiba-tiba saja Lita bergabung juga di dapur yang menjadi satu dengan ruang makan tersebut.
“Halah kak Lita, cukup Kakak saja deh yang punya aliran sufi di rumah ini, kalau kedua anak ibu seperti kak Lita, ayah dan ibu bisa cepet kaya dong saking hematnya,” kata Lenor sambil tertawa.