Pukul 20.07
Terdengar alarm yang cukup mengagetkan yang bersumber dari Gedung PT InnoTech. Walaupun lokasi Gedung PT InnoTech in jaraknya kurang lebih 50 meter dari pintu gerbangnya, namun suara alarm cukup terdengar bagi siapa pun yang sedang lewat di jalan raya tersebut. Mula-mula yang mendengar adalah satpam kantor sebelah. Ketika mereka mencoba mendatangi pos satpam PT InnoTech rupanya pos tersebut kosong. Satpam kanotr sebelah mencoba menelpon dan menghubungi pihak pemadam kebakaran. Namun baru saja dia akan mengontak, terdengar dari kejauhan suara sirine mobil pemadam kebakaran. Rupanya sistem alarm sudah terhubung dengan pihak pemadam kebakaran sehingga tidak perlu dihubungi oleh personil di lapangan.
Tak lama berita kebakaran tersebut terdengar oleh direktur dan seluruh karyawan PT InnoTech. Pak Robi datang segera ke lokasi dan juga Kepala Divisi Umum pak Dani. Tampak petugas polisi pun sudah berdatangan, mulai dari yang sekedar mengatur jalan, sampai ke berjaga-jaga di sekitar kejadian, mencegah orang mendekat lebih jauh.
Beberapa petugas lengkap dengan peralatan pengaman menerobos masuk ke gedung, berupaya mencari barangkali masih ada personil yang dapat diselamatkan. Meskipun alarm cepat berbunyi dan beberapa puluh menit kemudian mobil kebakaran sudah berdatangan, namun api cepat sekali menyambar dan membakar apa pun di dekatnya. Bahkan sempat terdengar ledakan yang keras sekali, mengagetkan orang-orang yang sedang menyaksikan kebakaran tersebut. Rupanya itu adalah Gudang bahan kimia yang memang mudah terbakar dan meledak.
***
“Maaf Bu, saat ini kami berada di depan kantor PT InnoTech, Terjadi kebakaran di kantor kami, dan saat ini sedang ditangani petugas,” lanjut pak Dani cepat
Sesaat Rosa terdiam. Berupaya mencerna apa yang didengarnya dari pak Dani. Karena Rosa tahu bahwa ayahnya kerja lembur dan belum pulang sampai saat ini.
“Kebakaran? Ayah saya…?” Rosa bertanya sambil mulutnya ternganga dan degup jantungnya bertambah keras.
“Ayah saya tadi masih di laboratorium...,” pertanyaan lanjutan kali ini keluar dengan cepat dari mulut ibu Rosa dengan suara setengah tertahan. Nafasnya tiba-tiba terasa sesak sambil berupaya menahan tangis.
Sambil gemetaran, Ibu segera mengganti model suara menjadi mode voice supaya semua orang di rumah bisa mendengar. Ayah Lenor mendekati istrinya, Lenor dan Litas semua ikut kaget dan bertanya-tanya ada peristiwa apa. Mereka diam menunggu percakapan ibunya dengan pak Dani sambil berdebar-debar.
“Maaf Bu,” Pak Dani berulang kali meminta maaf sambil berkata gugup.
“Justru kami melihat mobil Prof. Loya masih parkir di halaman kantor, maka dari itu kami ingin memastikan apakah Prof. Loya memang melembur hari ini, mengingat sistem IT di kantor ini semua terganggu, termasuk CCTV tidak aktif akibat kebakaran ini.”
Selanjutnya Ibu Lenor sudah terisak-isak membayangkan ayahnya apakah selamat dari kebakaran atau tidak. Ibu Lenor tidak bisa berkata apa apa lagi. Ayah Lenor kemudian mengambil alih gawai dari tangan istrinya, kemudian terdengar pembicaraan serius antara ayah mereka dengan pak Dani.
Tak lama gawai pun di nonaktifkan.
“Ayah bersama Ibu perlu ke kantor kakek, mudah-mudahan kakek kalian dalam kondisi selamat. Kalian tunggu di rumah ya,” pinta pak Tono dengan serius.