Hari-hari berikutnya dilalui oleh keluarga Tono dengan penuh cemas dan harapan. Bagaimana tidak? Nasib ayah atau kakek mereka benar benar tidak diketahui.
Sementara ibu Rosa masih saja menerima kunjungan dari kerabat, family atau mungkin hanya sekedar melalui pesan dan video call.
Yang paling sulit adalah menceritakan kondisi ayahnya. Bagaimana status terkini perihal ayahnya. Bagaimana ibu Rosa harus mengatakan bahwa ayahnya telah wafat dalam kebakaran tersebut, sementara di lubuk hatinya dia masih berharap muncul informasi keberadaan ayahnya.
Semenjak kedatangan pak Anto, Polisi yang bertugas menyelidiki kasus kebakaran ini. Pak Anto Menyarankan agar sebaiknya Prof dinyatakan telah meninggal dunia, dengan beberapa alasan diantaranya
Seandainya Prof. Loya masih hidup dan memang disandera oleh para penjahat, akan lebih aman apabila para penjahat merasa lebih aman dan hal itu akan menyebabkan mereka menjadi tidak berhati-hati lagi.
Memudahkan bagi keluarga Tono dalam menjelaskan peristiwa atau musibah yang terjadi dan mencegah berita yang beredar ke mana-mana karena semua orang akan membicarakannya apabila Prof. Loya dinyatakan masih hidup.
Walaupun semua orang tidak ada yang tahu apakah memang Prof. Loya sudah meninggal atau saat ini sedang berada di tangan para penjahat, pak Anto mengatakan perlunya acara pemakaman sebagaimana layaknya orang meninggal.
Jadilah beberapa hari setelah kunjungan polisi keluarga Tono mengadakan acara pemakaman Prof. Loya yang dihadiri oleh beberapa saudara,kerabat dekat, sahabat dekat dan perwakilan dari sekolah Lenor dan Lita.
***
Dua minggu sudah berlalu. Mau tidak mau Lenor dan Lita harus masuk sekolah dan kuliah, mereka perlu mengejar beberapa tugas dan praktikum selama mereka berdua ijin dari sekolah.
“Hai, Lenor. Welcome back,” Rea sahabatnya menyambut kedatangannya sambil menepuk bahu Lenor. Lenor membalasnya sambil salam kepal tangan dengan sahabatnya itu.
Sampai di kelas, Rea langsung naik ke atas bangku paling depan di kelasnya dan membuat pengumuman. Kebetulan bel belum berbunyi saat itu.
“Minta perhatiannya sebentar ya teman-teman, hari ini sahabat kita Lenor sudah masuk sekolah lagi. Kita doakan agar kakeknya mendapat tempat terbaik di sisiNya. Kita tahu bagaimana kakeknya meninggal karena musibah, namun saya sebagai ketua kelas minta jangan terlalu banyak menanyakan peristiwa yang sudah berlalu tersebut. Lebih baik kita hibur kawan kita biar tidak terlalu sedih,” pinta Rea yang disambut oleh tepuk tangan teman-temannya.
Perlahan Lenor sudah mulai bisa mengejar kembali ritme pelajaran di sekolahnya. Teman-temannya sungguh baik hati mau membantu mereka. Bahkan Meisya yang selalu memiliki catatan paling rapih di kelasnya, berbaik hati menawarkan buku catatannya untuk di foto copy. Semua kawanku di kelas ini baik hati Lenor bersyukur.