Tempat paling aman

Ris Aruni
Chapter #8

Tidak cukup aman

Hari Jumat sore pak Tono bertanya kepada anak-anaknya apakah Sabtu sore mereka ada acara. Seandainya tidak ada acara, Pak Tono akan mengajak mereka menghadiri undangan salah satu relasi ayah mereka. Sudah dapat ditebak Lenor dengan segala alasannya minta izin tetap di rumah, demikian pula halnya dengan Lita akan sibuk persiapan menjelang ujian semester. Ibu Lenor walaupun tahu dan yakin Lenor lebih memilih bermain game, namun dia tidak mau memaksa anaknya untuk ikut. Lagi pula jaman sekarang tidak umum lagi ke undangan membawa anak remaja.

Sabtu pagi, Kinoy sudah menjemputnya untuk kembali latihan Taekwondo. Rencananya setelah latihan mereka akan membahas progres ‘penyelidikan’ mereka bertiga. Namun ternyata mang Ayat sudah dua minggu tidak muncul lagi di rumah Lenor. Hal tersebut memperbesar kecurigaan Lenor terhadap mang Ayat. Mungkin saja mang Ayat saat itu menyadari bahwa Lenor sudah mencurigainya sehingga takut untuk datang lagi.

Sementara setelah kejadian dua minggu lalu, Lenor dibantu Kinoy diam diam telah memasang CCTV yang dapat diakses lewat HP androidnya. Beberapa kamera di pasang diantaranya pada pintu masuk pagar, teras dan dari arah ruang keluarga ke kamar kakeknya. Dia ingin memastikan bahwa tidak ada satu barangpun yang diambil dari kamar kakeknya. Semua itu dia lakukan tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya. Dan menurut pemantauan selama dua minggu ini, tidak ada kejadian yang mencurigakan.

Selesai latihan, mereka berdua membahas kembali kondisi terakhir situasi di rumah Lenor. Kali ini obrolan mereka tidak dilakukan di café dan tidak dihadiri oleh Lita. Kebetulan Lita saat itu sedang belajar bersama di rumah temannya.

“Aku bingung apa yang harus kulakukan setelah ini? Sama sekali tidak ada petunjuk yang bisa mengarahkan kepada pencarian kakekku,” ujar Lenor tidak bersemangat.

“Kamu masih harus bersabar,” ujar Kinoy. “Atau mungkin lebih baik kamu sampaikan hal ini kepada ayah ibumu.”

“Pasti ayahku tidak akan percaya dan malah akan memarahiku, sejak awal ayahku sudah wanti-wanti jangan sampai aku ikut menyelidiki kasus musibah yang menimpa kakekku,” jawab Lenor pesimis.

“Tapi minimal aku yakin selama dua minggu ini tidak ada orang yang berupaya masuk ke rumah kami.”

“Atau mungkin betul apa katamu waktu itu, bahwa mang Ayat mungkin hanya pencuri biasa, jadi ketika dia melihat tidak ada barang berharga di rumahku, dia merasa tidak perlu datang lagi.”

Lihat selengkapnya